ADUPI : 70% hasil daur ulang plastik untuk kebutuhan ekspor



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) menyebut saat ini daur ulang plastik masih dipandang sebelah mata di domestik. Padahal plastik daur ulang di Eropa sudah dianggap sebagai salah satu solusi pengelolaan limbah yang cukup efektif.

Christine Halim, Ketua Umum ADUPI menyebut dari total plastik daur ulang yang dilakukan oleh anggotanya sebanyak 70%-nya diekspor ke luar negeri. Selain dari sisi harga lebih kompetitif, apresiasi pasar di luar negeri juga lebih besar ketimbang market domestik.

Baca Juga: Prediksi konsumsi plastik meningkat, Inocycle Technology bangun pengolahan sampah

"Barang-barang produk daur ulang kami itu diekspor ke Eropa dengan harga yang lebih mahal 50%. Kalau domestik hanya US$ 800 kalau diekspor bisa US$ 1.200 per metrik ton," ujarnya di Jakarta, Senin (28/10)

Hal ini miris, pasalnya menurut data Kementerian Perindustrian masih ada gap antara kebutuhan plastik domestik dan produksi. Secara nasional kebutuhan plastik mencapai 7,2 juta ton sedangkan yang mampu diproduksi hanya sekitar 3,2 juta ton saja.

Baca Juga: Ketidakpastian kebijakan dianggap berandil menurunkan kinerja manufaktur

"Itu kekurangannya bisa disupply dari industri daur ulang, itu pun mereka baru bisa mengisi supply 1 juta ton saja," ujar Taufik Bawazier, Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin.

Taufik menambahkan saat ini konsumsi plastik orang Indonesia rata-rata sekitar 22 kilogram per kapita per tahun, ke depan dengan adanya teknologi baru jumlah tersebut bisa ditingkatkan mencapai 40 kg per kapita tahun. Jumlah tersebut tidak mungkin dicapai tanpa peran serta industri daur ulang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto