KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Advanced Electric Machines, produsen mesin kendaraan berbasis di Inggris Raya menyatakan telah mengirimkan mesin mobil listrik untuk prototipe mobil listrik yang akan dirakit oleh PT Industri Kereta Api Indonsia (INKA) Madiun. Mesin bus listrik ini telah dikirimkan dari fasilitas produksi di Northeast Inggris Raya. Mengutip
sustainablebusiness.com, Kamis (6/10) menyebutkan, bus listrik baru yang akan diproduksi PT Inka Madiun untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Secara khusus, PT Inka akan memproduksi 26 bus berlistrik yang berisi teknologi motor listrik menggunakan mesin Advanced Electric Machines.
Baca Juga: Pemerintah Lakukan Terobosan untuk Menumbuhkan Industri Kendaraan Listrik Tanah Air James Widmer,
Chief Executive Officer CEO sekaligus Founder Advanced Electric Machines, mengatakan, rencana pemerintah Indonesia akan mengalihkan kendaraan umum bus pada 2030 mendatang. Hal ini menjadi sinyal yang jelas dari niat Indonesia untuk mencapai target emisi karbon nol atau
net zero emission. Karena itulah Widmer berupaya menampilkan teknologi motor berkelanjutan dari Advanced Electric Machines. "Mesin kendaraan listrik kami unik dan berkelanjutan memiliki peran penting dalam perjalanan global menuju tujuan ini," katanya. Karena itulah Advanced Electric Machines dengan INKA untuk memproduksi bus listrik berkelanjutan di Indonesia menjadi aspek kunci dari ambisi perusahaan untuk memberikan solusi yang hemat biaya transportasi. "Berkinerja lebih tinggi, dan lebih ramah lingkungan untuk sektor target kami di seluruh dunia,” katanya.
Baca Juga: Elon Musk Malas Bangun Pabrik Kendaraan Listrik di Indonesia, Ini Alasannya Seperti kita sejak pertengahan tahun ini PT INKA mulai memproduksi bus listrik. Rencananya bus listrik hasil produksi INKA ini akan digunakan untuk akomodasi dan transportasi dari anggota delegasi G20 pertengahan November 2022 di Bali. Wakil Menteri (Wamen) BUMN II Kartika Wirjoatmodjo saat mengunjungi PT INKA (Persero) 29 Agustus 2022 bilang perusahaan ini telah melakukan transformasi selama 41 tahun ini. "Secara bertahap INKA melakukan peningkatan teknologi seperti dalam pembuatan LRT (
light rapid transit) Jabodebek, bis listrik dan sebagainya. Sehingga INKA menjadi salah satu pemain utama dalam kebangkitan manufaktur di Indonesia,” ungkap Kartika. Kementerian BUMN telah menyiapkan
roadmap INKA untuk 5 tahun ke depan.
Roadmap tersebut nantinya akan berkolaborasi dengan beberapa kementerian seperti Kementerian Perhubungan, Kemenko Perekonomian, Kementerian Perindustrian, dan Kementerian Keuangan.
Baca Juga: Implementasi Inpres Kendaraan Listrik "Indonesia membutuhkan transportasi publik seperti kereta maupun bis. Progress yang dilakukan oleh PT INKA (membangun mobil listrik) tentunya menjadi cikal bakal Indonesia untuk membangun ekosistem berbasis
electric vehicle dan harapannya yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sekitar 85% lokal dibandingkan mengimpor bis listrik," jelas Kartika. Kartika juga menilai bus listrik PT INKA sudah bagus dari segi kenyamanan dan ditambah sudah mendapatkan SUT (Sertifikat Uji Tipe) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). "Dari kualitas, produk bis listrik sudah bagus mulai dari suspensi, akselerasi, bobot yang ringan dan juga sudah tersertifikasi mendapat izin dari SUT Kemenhub terkait kelaikan jalan dan sekarang tantangannya adalah percepatan produksinya," katanya.
Baca Juga: Siap-siap, Mobil Listrik Niaga Berubah Rupa Jadi Angkutan Kota Ia menyebutkan nanti, pengoperasian 53 bis sudah dikontrak oleh DAMRI. Bus ini akan dioperasikan pertama kali di G20 Bali, dan selanjutnya akan dioperasikan di Surabaya & Bandung. "Kami juga bersama kementerian keuangan akan mendukung terkait sisi pendanaan serta pembiayaan bagi PT INKA," terang jebolan Dirut Bank Mandiri ini. Sementara, Direktur Utama PT INKA (Persero) Budi Noviantoro juga menyampaikan bahwa PT INKA (Persero) sudah membuktikan terkait bus listrik yang kualitasnya semakin baik dari produk generasi sebelumnya. "Rencananya 30 unit bis listrik akan digunakan sebagai transportasi pada event G20 dengan skema Buy The Service," katanya. Adapun transformasi bisnis yang dilakukan INKA saat ini yakni kereta tram baterai. Ia menyebut, INKA juga membuat produk pengembangan yakni bis listrik generasi 1 yang sudah di uji lintas di Madiun, di Jakarta serta di Labuan Bajo. Budi menjelaskan bahwa skema pembiayaan
Buy The Service. Pada proyek ini adalah BTS Kemenhub menunjuk DAMRI sebagai operator bis listrik buatan PT INKA (Persero) tersebut. "Target pengoperasian bis setelah melayani event G20 pada Desember untuk dioperasikan di Surabaya & Bandung," katanya. Ia menyebut biaya bus listrik juga tergolong efisien. "Terkait bis listrik generasi ke 1 sudah memiliki TKDN sekitar 42%," katanya.
Baca Juga: Siap-siap, Mobil Listrik Niaga Berubah Rupa Jadi Angkutan Kota INKA juga bekerja sama dengan perguruan tinggi & Dikti dalam proyek bis generasi ke 2 BLMP (Bus Listrik merah Putih) dengan target TKDN sekitar 56%. Penambahan TKDN ini dengan asumsi bus akan menggunakan baterai lokal ABC yang dirakit oleh ITS dan PT INKA (Persero).
"Kami juga memohon bantuan untuk pembuatan komponen yang masih import seperti gardan (axle), steering agar dapat dibuat serta diproduksi di Indonesia seluruh jenis TIER dapat mencapai 100%," papar Budi. Presiden Direktur PT Bakrie and Brothers Anindya Bakrie yang juga hadir pada kesempatan tersebut menyampaikan juga apresiasinya untuk bus listrik buatan PT INKA (Persero). Menurutnya bus produksi PT INKA (Persero) memiliki kualitas bagus yang didukung juga dengan tingkat TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) yang semakin meningkat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Syamsul Azhar