JAKARTA. Pangsa pasar kopi domestik masih menjanjikan. Penyebabnya adalah penambahan jumlah kafe dan warung kopi di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini tidak sebanding dengan penurunan produksi kopi yang diprediksi mencapai sekitar 10% hingga 20% pada tahun ini akibat dampak El Nino dan banyaknya pohon kopi yang sudah tua. Ketua Kompartemen Industri dan Kopi Spesial Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto mengatakan, potensi pengembangan pasar kopi dalam negeri cukup menjanjikan. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai kopi jenis Arabika dan Robusta. Karena itu, rata-rata permintan kopi dalam negeri meningkat 8% per tahun. Hal itu terlihat dari peningkatan permintaan kopi dalam negeri yang mencapai rata-rata 1,2 kilogram (kg) hingga 1,3 kg per kapita per tahun. "Permintaan sekarang ini lebih tinggi dari rata-rata permintaan kopi lima tahun lalu sebesar 0,8 per kg per kapita per tahun," ujar Pranoto kepada KONTAN, Jumat (1/4).
AEKI: Pasar kopi domestik masih menjanjikan
JAKARTA. Pangsa pasar kopi domestik masih menjanjikan. Penyebabnya adalah penambahan jumlah kafe dan warung kopi di Tanah Air dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini tidak sebanding dengan penurunan produksi kopi yang diprediksi mencapai sekitar 10% hingga 20% pada tahun ini akibat dampak El Nino dan banyaknya pohon kopi yang sudah tua. Ketua Kompartemen Industri dan Kopi Spesial Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Pranoto Soenarto mengatakan, potensi pengembangan pasar kopi dalam negeri cukup menjanjikan. Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai kopi jenis Arabika dan Robusta. Karena itu, rata-rata permintan kopi dalam negeri meningkat 8% per tahun. Hal itu terlihat dari peningkatan permintaan kopi dalam negeri yang mencapai rata-rata 1,2 kilogram (kg) hingga 1,3 kg per kapita per tahun. "Permintaan sekarang ini lebih tinggi dari rata-rata permintaan kopi lima tahun lalu sebesar 0,8 per kg per kapita per tahun," ujar Pranoto kepada KONTAN, Jumat (1/4).