JAKARTA. Rencana Kementerian Pertanian menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia dianggap tidak mungkin dilakukan. Pasalnya, pelaku industri mengalami kesulitan untuk menaikkan produksi kopi di Indonesia dari 691.000 ton menjadi 1 juta ton di tahun ini bila tidak dilakukan peningkatan produktivitas kebun kopi. Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengungkap, rencana pemerintah untuk menambah lahan seluas 200 hektare di Kalimantan belum bisa menambah produksi kopi. Menurutnya, dibutuhkan waktu setidaknya 2 – 3 tahun supaya pohon-pohon tersebut membuahkan hasil. “Penambahan lahan yang pasti membantu, karena ada pohon dan buahnya. Tetapi itu butuh waktu 2 – 3 tahun. Tidak bisa langsung ditanam langsung berbuah. Yang paling penting itu produktivitas dulu yang ditingkatkan, tidak hanya sekedar menambah lahan,” ujar Pranoto kepada KONTAN, Selasa (1/8). Pranoto juga mengungkap, produksi 1 juta ton per tahun baru bisa dicapai apabila dilakukan beragam upaya seperti melakukan peremajaan kebun kopi serta memberikan penyuluhan kepada para petani.
AEKI: Target produksi kopi 1 juta ton mustahil
JAKARTA. Rencana Kementerian Pertanian menjadikan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar kedua di dunia dianggap tidak mungkin dilakukan. Pasalnya, pelaku industri mengalami kesulitan untuk menaikkan produksi kopi di Indonesia dari 691.000 ton menjadi 1 juta ton di tahun ini bila tidak dilakukan peningkatan produktivitas kebun kopi. Pranoto Soenarto, Wakil Ketua Umum Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) mengungkap, rencana pemerintah untuk menambah lahan seluas 200 hektare di Kalimantan belum bisa menambah produksi kopi. Menurutnya, dibutuhkan waktu setidaknya 2 – 3 tahun supaya pohon-pohon tersebut membuahkan hasil. “Penambahan lahan yang pasti membantu, karena ada pohon dan buahnya. Tetapi itu butuh waktu 2 – 3 tahun. Tidak bisa langsung ditanam langsung berbuah. Yang paling penting itu produktivitas dulu yang ditingkatkan, tidak hanya sekedar menambah lahan,” ujar Pranoto kepada KONTAN, Selasa (1/8). Pranoto juga mengungkap, produksi 1 juta ton per tahun baru bisa dicapai apabila dilakukan beragam upaya seperti melakukan peremajaan kebun kopi serta memberikan penyuluhan kepada para petani.