AESBI: Indonesia masih bisa menggenjot ekspor manggis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tahun ini, Indonesia akan mengekspor manggis sebanyak 2.000 Ton ke China sebelum perayaan tahun baru imlek.

Ketua Umum Asosiasi Eksportir Sayur dan Buah Indonesia (AESBI), Hasan Johnny Widjaja mengatakan jumlah ekspor ini masih bisa ditingkatkan, pasalnya, dia bilang jumlah tersebut masih tergolong kecil.

Meski begitu, Hasan menjelaskan, jumlah ekspor ini bisa ditingkatkan asalkan terdapat kawasan yang khusus ditujukan sebagai pusat produksi manggis. "Kelemahannya memang membuat kawasan yang khusus memproduksi buah tertentu itu," ujar Hasan kepada KONTAN, Minggu (4/2).


Menurut Hasan, buah-buah yang diekspor ini merupakan buah yang berasal dari kebun petani. Karena itu, kualitas dan jumlahnya tidak terjamin. Bukan hanya manggis, menurut Hasan hal ini pun terjadi di jenis-jenis buah lainnya.

Hasan mengakui ekspor buah manggis ini dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan adanya ekspor, otomatis harga buah akan meningkat karena adanya pertambahan permintaan barang. Dia bilang, bila tadinya petani mendapat Rp 7.000 per kg manggis, saat ini Petani bisa mendapat Rp 15.000 per kg.

Harga manggis setelah menjadi komoditas ekspor pun beragam. Menurut Hasan, harga ini tergantung kualitas manggis tersebut. Menurutnya, harga manggis bisa Rp 25.000 per kg bisa juga mencapai Rp 40.000 per kg.

Hasan mengatakan, harga ini masih bisa meningkat terlebih bila impor buah ditutup. Dengan begitu, maka masyarakat akan mencari buah dalam negeri.

"Petani pun akan banyak yang menanam. Memang banyak yang menanam harga akan turun, tetapi petani tidak akan rugi karena volumenya besar," tambah Hasan.

Hasan berharap, ekspor buah terus meningkat dari waktu ke waktu. Namun, dia juga meminta supaya pemerintah memberikan bantuan dengan menyediakan fasilitas yang diperlukan, sehingga ekspor dapat terus meningkat.

Lebih lanjut Hasan menambahkan, masih banyak jenis buah lain asal Indonesia yang masih bisa diekspor. Apalagi, buah-buah tropis sedang diminati di berbagai negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto