WASHINGTON. Afganistan segera membuka penawaran lelang untuk enam blok minyak yang berpotensi mengandung 600 juta barel minyak mentah di kawasan Tajik Basin, Afganistan bagian Barat. Menurut Menteri Pertambangan Afganistan Wahidullah Shahrani, lelang tersebut akan dilangsungkan pada 7 Maret mendatang. Selain itu, lelang itu nantinya juga akan meliputi eksplorasi dan produksi minyak. "Indikasi awal, terdapat sekitar 600 juta barel minyak di kawasan Tajik Basin, di bagian barat Afganistan. Pada saat dilakukan eksporasi, ada juga potensi untuk menemukan cadangan gas alam di blok yang sama," jelas Shahrani. Berdasarkan data hasil survei Badan Geologi AS, kawasan Tajik Basin Afgan diestimasi memiliki kandungan minyak sebanyak 946 juta barel serta 7 triliun kubik kaki gas alam yang belum ditemukan. Lelang ini akan menjadi lelang cadangan energi dan mineral pertama yang dilakukan Afganistan tahun ini. Shahrani juga bilang, Chevron Corp, perusahaan minyak kedua terbesar AS, merupakan satu dari sejumlah perusahaan yang menunjukkan ketertarikannya untuk mengikuti lelang ini. Ketika dikonformasikan mengenai hal ini, llyod Avram, Juru Bicara Chevron yang berbasis di California, menolak memberikan komentar. Dia hanya bilang, perusahaan saat ini terus mencari potensi bisnis di seluruh dunia. Kekerasan ancam investasiIklim investasi di Afganistan tampak naik turun seiring dengan meningkatnya kekerasan di negara tersebut. Kejadian kekerasan terakhir dipicu oleh pembakaran Al Quran di pangkalan militer utama AS yang memicu kerusuhan dan pembunuhan enam tentara AS. Kondisi itu juga menyebabkan upaya Pakta Pertahanan Atlantik Utara untuk mengakhir perang di kawasan tersebut menjadi tertunda. Di saat yang sama, kesatuan pasukan Pentagon untuk Operasi Bisnis dan Stabilitas, bekerjasama dengan kementrian Afganistan untuk membangun dan melakukan modernisasi infrastruktur. Tujuannya tak lain agar investor tertarik menanamkan modalnya di Afganistan. Sedangkan organisasi sipil dan pemerintah mengembangkan sistem hukum negara di sejumlah lembaga pemerintahan. Pada tahun lalu, Petro China yang merupakan perusahaan minyak asal China, berhasil memenangkan tender untuk eksplorasi pada tiga blok di Amu Darya, zona geologi yang membentang ke Turkmenistan dan Uzbekistan. Blok tersebut diperkirakan mengandung 80 juta barel minyak. Pemerintah Afganistan memproyeksikan, proyek ini akan memberikan keuntungan senilai US$ 7 miliar. PetroChina berhasil memenangkan lelang tersebut dengan menawarkan pembangunan kilang minyak sekaligus membayar royalti lebih besar dibanding para pesaing yang berasal dari Australia, Inggris, AS, dan Pakistan.
Afganistan segera buka lelang enam blok minyak
WASHINGTON. Afganistan segera membuka penawaran lelang untuk enam blok minyak yang berpotensi mengandung 600 juta barel minyak mentah di kawasan Tajik Basin, Afganistan bagian Barat. Menurut Menteri Pertambangan Afganistan Wahidullah Shahrani, lelang tersebut akan dilangsungkan pada 7 Maret mendatang. Selain itu, lelang itu nantinya juga akan meliputi eksplorasi dan produksi minyak. "Indikasi awal, terdapat sekitar 600 juta barel minyak di kawasan Tajik Basin, di bagian barat Afganistan. Pada saat dilakukan eksporasi, ada juga potensi untuk menemukan cadangan gas alam di blok yang sama," jelas Shahrani. Berdasarkan data hasil survei Badan Geologi AS, kawasan Tajik Basin Afgan diestimasi memiliki kandungan minyak sebanyak 946 juta barel serta 7 triliun kubik kaki gas alam yang belum ditemukan. Lelang ini akan menjadi lelang cadangan energi dan mineral pertama yang dilakukan Afganistan tahun ini. Shahrani juga bilang, Chevron Corp, perusahaan minyak kedua terbesar AS, merupakan satu dari sejumlah perusahaan yang menunjukkan ketertarikannya untuk mengikuti lelang ini. Ketika dikonformasikan mengenai hal ini, llyod Avram, Juru Bicara Chevron yang berbasis di California, menolak memberikan komentar. Dia hanya bilang, perusahaan saat ini terus mencari potensi bisnis di seluruh dunia. Kekerasan ancam investasiIklim investasi di Afganistan tampak naik turun seiring dengan meningkatnya kekerasan di negara tersebut. Kejadian kekerasan terakhir dipicu oleh pembakaran Al Quran di pangkalan militer utama AS yang memicu kerusuhan dan pembunuhan enam tentara AS. Kondisi itu juga menyebabkan upaya Pakta Pertahanan Atlantik Utara untuk mengakhir perang di kawasan tersebut menjadi tertunda. Di saat yang sama, kesatuan pasukan Pentagon untuk Operasi Bisnis dan Stabilitas, bekerjasama dengan kementrian Afganistan untuk membangun dan melakukan modernisasi infrastruktur. Tujuannya tak lain agar investor tertarik menanamkan modalnya di Afganistan. Sedangkan organisasi sipil dan pemerintah mengembangkan sistem hukum negara di sejumlah lembaga pemerintahan. Pada tahun lalu, Petro China yang merupakan perusahaan minyak asal China, berhasil memenangkan tender untuk eksplorasi pada tiga blok di Amu Darya, zona geologi yang membentang ke Turkmenistan dan Uzbekistan. Blok tersebut diperkirakan mengandung 80 juta barel minyak. Pemerintah Afganistan memproyeksikan, proyek ini akan memberikan keuntungan senilai US$ 7 miliar. PetroChina berhasil memenangkan lelang tersebut dengan menawarkan pembangunan kilang minyak sekaligus membayar royalti lebih besar dibanding para pesaing yang berasal dari Australia, Inggris, AS, dan Pakistan.