AFPI Berharap Fintech Lending dengan Kredit Macet Tinggi Bisa Segera Berbenah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permasalahan gagal bayar fintech peer to peer (P2P) lending belakangan ini masih menjadi sorotan. Bahkan, sejumlah platform tercatat memiliki kredit macet di atas 5%, seperti Investree, TaniFund, hingga iGrow.

Mengenai hal itu, Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) berharap platform fintech lending yang angka kredit macetnya tinggi bisa segera berbenah.

"Kami berharap beberapa platform yang kredit macetnya masih tinggi dapat segera berbenah dan segera fit kembali. Tentu pengawas dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan dukungan dan pengawasan secara regular sebagaimana sudah berjalan selama ini," ucap Kahumas AFPI Kuseryansyah kepada Kontan, Kamis (22/2).


Sementara itu, Kuseryansyah menyampaikan gagal bayar merupakan fenomena yang reguler terjadi dalam layanan pinjam-meminjam baik di bank, perusahaan pembiayaan, dan termasuk fintech lending. 

Baca Juga: Soal Maraknya Masalah Gagal Bayar Fintech Lending, Ini Respons AFPI

"Terkait penyelenggara fintech, penguatan governance, risk management, dan compliance akan berdampak terhadap terkendali dan stabilnya pengelolaan portofolio, sehingga pembayaran kembali pinjaman berjalan makin optimal," kata Kuseryansyah.

Sebagai informasi, Otoritas Jasa Keuangan mencatat tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) fintech P2P lending dalam kondisi terjaga di posisi 2,93% per Desember 2023.

Angka itu bisa dibilang naik sebanyak 0,12%, jika dibandingkan posisi TWP90 per November 2023 yang sebesar 2,81%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi