KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyebut bisnis
fintech peer to peer (P2P)
lending masih memiliki prospek cerah ke depannya. Sekretaris Jenderal AFPI Tiar Karbala mengatakan ada sejumlah hal yang membuat prospek bisnis
fintech lending masih cerah. Tiar mengatakan salah satunya, yakni masih ada kelompok masyarakat
unbanked dan
underserved yang belum memiliki akses ke layanan keuangan formal.
"Adapun
fintech lending hadir sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut," katanya kepada Kontan, Senin (23/9).
Baca Juga: AFPI Proyeksikan Kolaborasi Perbankan dengan Fintech Lending Bakal Makin Semarak Lebih lanjut, Tiar menyampaikan
fintech lending juga akan terus berinovasi untuk mengembangkan produk dan layanan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Melalui advokasi, dia menjelaskan
fintech lending akan mendorong terciptanya standar industri yang baik untuk memastikan kualitas layanan dan perlindungan konsumen. Sementara itu, Tiar juga turut angkat bicara terkait adanya penurunan bunga lagi pada awal tahun depan, yakni untuk konsumtif menjadi 0,2% dan produktif masih 0,1%. Dia mengatakan penyelenggara
fintech lending didorong untuk melakukan penyesuaian bisnis model dan strategi
pricing untuk mengantisipasi dampak dari penurunan bunga tersebut. "Selain bunga, faktor-faktor seperti inovasi produk, efisiensi operasional, dan peningkatan kualitas layanan juga akan mempengaruhi kinerja perusahaan," ungkapnya.
Baca Juga: Pembiayaan Multifinance ke UMKM Tumbuh Positif Sebagai informasi, laba industri
fintech P2P l
ending tercatat terus naik secara
month to month menjadi sebesar Rp 383,68 miliar per Juli 2024. Namun, secara
year on year masih menurun 9,54%, dibandingkan per Juli 2023 yang sebesar Rp 424,14 miliar. Dari sisi kinerja,
outstanding pembiayaan
fintech P2P
lending pada Juli 2024 mencapai Rp 69,39 triliun. Pencapaian pada Juli 2024 tumbuh sebesar 23,97%
Year on Year (YoY). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi