AFPI: Fintech Lending Perlu Upayakan Hal Ini untuk Antisipasi Tantangan di 2026



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyampaikan terdapat sejumlah tantangan yang dapat memengaruhi kinerja pembiayaan industri fintech peer to peer (P2P) lending. 

Ketua Umum AFPI Entjik Djafar mengatakan, tantangan utama datang dari pengetatan aturan, kualitas kredit, manajemen risiko, serta perubahan perilaku borrower. 

"Oleh karena itu, platform fintech lending perlu memperkuat credit scoring," katanya kepada Kontan, Minggu (7/12/2025).


Selain itu, AFPI mendorong platform fintech lending memanfaatkan data alternatif, melakukan segmentasi yang lebih presisi, serta menyalurkan pembiayaan ke borrower yang berkualitas. 

Baca Juga: ACC Optimistis Industri Multifinance Dapat Catatkan Kinerja Positif pada 2026

Entjik bilang pihaknya juga mendorong platform fintech lending untuk melakukan strategi berupa edukasi literasi keuangan supaya borrower dapat mengambil keputusan pinjaman dengan bijak dan sesuai kebutuhan. Dengan demikian, mereka tidak terjebak dalam beban utang yang menumpuk. 

Dengan pendekatan tersebut, AFPI meyakini industri fintech lending dapat tetap tumbuh secara sehat dan berkelanjutan. Ditambah, adanya peluang fintech lending mengoptimalkan pembiayaan produktif dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), seiring penguatan regulasi dan peningkatan kualitas penyaluran.

Asal tahu saja, data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, nilai outstanding pembiayaan industri mencapai Rp 90,99 triliun per September 2025, atau tumbuh signfikan sebesar 22,16% secara Year on Year (YoY). Adapun tingkat rasio kredit macet fintech lending atau TWP90 terjaga di level 2,82%. 

Selanjutnya: ESDM Sebut Nilai Ekspor Nikel Naik 10 Kali Lipat

Menarik Dibaca: Katalog Promo Alfamidi Hemat Satu Pekan 8-14 Desember 2025, Khong Guan Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News