KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis peer to peer (P2P) lending semakin melaju kencang. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2019 jumlah peminjam (borrower) yang telah mendapatkan pinjaman dari 127 entitas P2P lending terdaftar sebanyak 10,64 juta rekening. Nilai ini tumbuh 190,39% secara year to date (ytd) dibanding Desember 2018 sebanyak 4,35 juta rekening. Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan, sebanyak 60% peminjam P2P lending tercatat dari sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Ia bilang pinjaman produktif ini memiliki ticket size beragam. Mulai dari ratusan ribu bagi modal toko-toko penjual pulsa, hingga Rp 2 miliar bagi usaha menengah dengan skema invoice financing. “Produk yang menyasar UKM ada dua. Pertama pinjaman UKM dalam ekosistem digital misalnya merchant e-commerce, ini sudah fully automation karena ada di dalam ekosistem. Sehingga fintech bisa menggunakan data mereka untuk melakukan analisis,” ujar Kuseryansyah di Jakarta, Selasa (8/10).
AFPI: Sebanyak 60% peminjam fintech berasal dari sektor UMKM
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis peer to peer (P2P) lending semakin melaju kencang. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Agustus 2019 jumlah peminjam (borrower) yang telah mendapatkan pinjaman dari 127 entitas P2P lending terdaftar sebanyak 10,64 juta rekening. Nilai ini tumbuh 190,39% secara year to date (ytd) dibanding Desember 2018 sebanyak 4,35 juta rekening. Ketua Harian Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Kuseryansyah mengatakan, sebanyak 60% peminjam P2P lending tercatat dari sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Ia bilang pinjaman produktif ini memiliki ticket size beragam. Mulai dari ratusan ribu bagi modal toko-toko penjual pulsa, hingga Rp 2 miliar bagi usaha menengah dengan skema invoice financing. “Produk yang menyasar UKM ada dua. Pertama pinjaman UKM dalam ekosistem digital misalnya merchant e-commerce, ini sudah fully automation karena ada di dalam ekosistem. Sehingga fintech bisa menggunakan data mereka untuk melakukan analisis,” ujar Kuseryansyah di Jakarta, Selasa (8/10).