Afrika Selatan deteksi varian baru Covid-19 B.1.1.529 yang lebih menular



KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. Ilmuwan Afrika Selatan telah mendeteksi varian baru COVID-19 dalam jumlah kecil. Saat ini, mereka terus meneliti untuk memahami implikasi potensialnya.

Melansir Reuters, para ilmuwan mengatakan kepada wartawan pada konferensi pers, varian yang disebut B.1.1.529 itu memiliki konstelasi yang sangat tidak biasa dari mutasi, yang memprihatinkan karena mereka dapat membantu menghindari respon imun tubuh dan membuatnya lebih menular. 

Tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan bahwa varian tersebut telah meningkat pesat di provinsi Gauteng yang paling padat penduduknya dan mungkin sudah ada di delapan provinsi lainnya di negara itu, kata mereka.


Dalam pembaruan harian reguler tentang kasus yang dikonfirmasi di seluruh negeri, Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) kemudian melaporkan 2.465 infeksi COVID-19 baru, sedikit kurang dari dua kali lipat infeksi hari sebelumnya. NICD tidak mengaitkan melonjaknya jumlah kasus terbaru dengan varian baru, meskipun beberapa ilmuwan lokal terkemuka menduga itu adalah penyebabnya.

Baca Juga: Jumlah kematian akibat COVID-19 di Jerman melewati 100.000 kasus

Catatan Reuters menunjukkan, Afrika Selatan telah mengkonfirmasi sekitar 100 spesimen sebagai B.1.1.529, tetapi variannya juga telah ditemukan di Botswana dan Hong Kong, dengan kasus Hong Kong seorang pelancong dari Afrika Selatan. Sebanyak 90% kasus baru di Gauteng bisa jadi B.1.1.529, para ilmuwan percaya.

"Meskipun datanya terbatas, para ahli kami bekerja lembur dengan semua sistem pengawasan yang ada untuk memahami varian baru dan apa implikasi potensialnya," kata NICD dalam sebuah pernyataan.

Afrika Selatan telah meminta pertemuan mendesak dari kelompok kerja Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang evolusi virus pada hari Jumat untuk membahas varian baru.

Baca Juga: WHO: Eropa masih dalam cengkeraman kuat dari pandemi virus corona

Menteri Kesehatan Joe Phaahla mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakan apakah pemerintah akan memberlakukan pembatasan yang lebih ketat sebagai tanggapan terhadap varian tersebut.

Afrika Selatan adalah negara pertama yang mendeteksi varian Beta tahun lalu.

Beta adalah salah satu dari hanya empat yang diberi label "menjadi perhatian" oleh WHO karena ada bukti bahwa varian itu lebih menular dan vaksin bekerja kurang baik untuk melawannya.

Negara tersebut mendeteksi varian lain, C.1.2, awal tahun ini, tetapi itu tidak menggantikan varian Delta yang lebih umum dan masih menyumbang hanya sebagian kecil dari genom yang diurutkan dalam beberapa bulan terakhir.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie