KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus memiliki empat pilar agar bisnis mereka bisa tumbuh dan bisa naik kelas. Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza mengatakan, empat pilar tersebut dikenal dengan nama LIDI yaitu loyalitas, integritas, disiplin dan inovasi. Empat pilar ini merupakan hal yang krusial agar UMKM bisa bertahan berkelanjutan dalam bisnis. "Salah satu misi dari KemenUMKM adalah sustainable karena ini kami juga menjalin kerja sama dengan banyak pihak termasuk dengan Kementerian Investasi untuk bisa membuka pasar di luar negeri,” kata Helvi, dalam penjelasannya di sebuah diskusi, Kamis (12/12). Dari empat pilar tersebut, inovatif merupakan hal yang sangat penting. Tanpa inovasi akan sulit bagi UMKM untuk bisa naik kelas. "Melalui inovasi, UMKM dapat merespons perubahan pasar, kecepatan menghadapi pasar, menghadapi persaingan yang berujung kepada ketangguhan. Kita tidak bisa lagi secara konvensional menentukan perencanaan kemudian menghitung proses bisnis kemudian mengantisipasi pasar salah satunya ya sudah harus masuk ke tipe form digital,” ujar Helvi.
Agar Bisa Naik Kelas, UMKM Harus Terus Melakukan Inovasi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus memiliki empat pilar agar bisnis mereka bisa tumbuh dan bisa naik kelas. Wakil Menteri UMKM, Helvi Moraza mengatakan, empat pilar tersebut dikenal dengan nama LIDI yaitu loyalitas, integritas, disiplin dan inovasi. Empat pilar ini merupakan hal yang krusial agar UMKM bisa bertahan berkelanjutan dalam bisnis. "Salah satu misi dari KemenUMKM adalah sustainable karena ini kami juga menjalin kerja sama dengan banyak pihak termasuk dengan Kementerian Investasi untuk bisa membuka pasar di luar negeri,” kata Helvi, dalam penjelasannya di sebuah diskusi, Kamis (12/12). Dari empat pilar tersebut, inovatif merupakan hal yang sangat penting. Tanpa inovasi akan sulit bagi UMKM untuk bisa naik kelas. "Melalui inovasi, UMKM dapat merespons perubahan pasar, kecepatan menghadapi pasar, menghadapi persaingan yang berujung kepada ketangguhan. Kita tidak bisa lagi secara konvensional menentukan perencanaan kemudian menghitung proses bisnis kemudian mengantisipasi pasar salah satunya ya sudah harus masuk ke tipe form digital,” ujar Helvi.