Agar kebagian, pesanlah 2 bulan sebelum Imlek (2)



Menjelang Perayaan Imlek, para produsen kue keranjang kebanjiran pesanan. Saking banyaknya ordre, kadang tidak semua pembeli bisa terlayani. Reni, pemilik toko Ny. Lauw di Kampung Sinargalih, Neglasari, Tangerang mengatakan, konsumen yang ingin membeli kue keranjang jelang Imlek harus memesan dua bulan sebelum pengambilan barang.

Selain itu, konsumen juga harus membayar di muka. “Kalau tidak pesan ya untung-untungan, kami tidak menyetok kue banyak. Kue begini kan enaknya fresh,” kata Reni. Menurut Reni, pembuatan kue keranjang dan dodol Betawi ini berlangsung sampai H-2 Imlek.

Setelah momentum Imlek lewat, para pekerja yang membantu dalam proses pembuatan kue kembali kepada pekerjaan sehari-harinya. Kebanyakan mereka berprofesi sebagai tukang sayur, supir, atau pemilik warung rokok.


Pabrik kue milik Ny. Lauw ini biasanya libur selama satu minggu untuk merayakan Imlek. Setelah itu, mereka kembali memproduksi kue keranjang dan dodol betawi sebanyak 1 kwali atau 50 kilogram (kg) per hari untuk perayaan capgomeh.

Setelah itu, rutinitas kembali seperti biasanya, yakni hanya membuat dodol betawi. Reni memprediksi, omzet dari Imlek tahun ini mencapai Rp 50 juta. Menurut Reni, omzet tersebut turun sekitar 10% dari sebelumnya. Penurunan omzet terjadi karena ada kenaikan harga kue. “Kami menaikkan harga karena harga bahan baku naik.

Tidak besar kok, hanya Rp 2.000. Tapi, itu juga pengaruh kepada pembelian,” tutur Reni. Reni tidak terlalu merisaukan hal itu karena banyak pelanggan tetap memesan kue keranjang dan kue dodol ke tempatnya. Biasanya mereka mengambil langsung kue-kue tersebut ke pabrik kue dodol Ny. Lauw.

Namun demikian, Reni tetap menyiapkan kendaraan untuk mengantar pesanan ke tempat konsumennya. Rata-rata konsumennya berasal dari Jabodetabek. Kabanyakan dari mereka ini membeli untuk dijual lagi. Tapi tak jarang ada juga konsumen yang sengaja membeli untuk dibagikan ke sanak saudara.

Pemain lainnya, Morin juga kebanjiran pesanan kue keranjang mulai bulan Januari lalu. Beda dengan Reni, pria asal Bogor, Jawa Barat ini fokus menjadi reseller kue keranjang merek Paulina di Bogor, Jawa Barat.

Menurut Morin, konsumen kue keranjang bukan hanya warga keturunan Tionghoa. Banyak juga warga pribumi memesan kue ini untuk acara arisan dan pengajian. "Karena kue ini rasannya memang manis dan disukai banyak orang. Selain itu kue bahan-bahan kue ini halal, jadi orang muslim banyak yang suka," ujar Morin kepada KONTAN.

Menjelang Imlek, Morin bisa menjual 200 dus kue keranjang dalam sehari, dengan harga jual Rp 30.000-Rp 50.000 per dus. Omzet yang didapatnya mencapai Rp 10 juta per hari.    

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri