Agar lincah, saham BATA dipecah



JAKARTA. Perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) tentu berharap sahamnya bisa bergerak lincah dan likuid di pasar. Salah satu penyebab saham emiten tidak likuid adalah karena harga sahamnya yang kelewat mahal sehingga tak memikat lagi bagi investor.

Nah, agar harga saham kembali terjangkau investor, emiten kemudian memecah nilai nominal alias stock split. Salah satu emiten yang berenacan melakukan stock split adalah PT Sepatu Bata Tbk (BATA).

Produsen sepatu ini berencana memecah nilai nominal saham agar pergerakan harga saham BATA semakin menarik. Maklum, perdagangan saham BATA terbilang mini. Sepanjang 2012, perdagangan saham BATA tidak mencapai belasan kali. Jumlah transaksi tertinggi hanya mencapai 10.000 saham pada 31 Juli 2012. Bahkan, di bulan Mei ini, perdagangan saham BATA hanya 1.000 saham hingga 2.000 saham.


Sekretaris Perusahaan BATA, Is Sugiyono berharap, dengan aksi stock split saham BATA lebih terjangkau dan likuiditas semakin meningkat. Sebab dengan harga yang lebih rendah, saham BATA tidak hanya terjangkau bagi investor institusi melainkan juga investor ritel.

Is menjelaskan, BATA berencana stock split dengan rasio 1:100. Kemarin, harga saham BATA stabil di Rp 60.000 per saham. Jika menggunakan patokan harga tersebut, maka setelah stock split harga BATA akan menjadi Rp 600 per saham

BATA akan meminta restu para pemegang saham atas rencana ini pada 14 Juni 2013. "Kami masih harus tunggu persetujuan pemegang saham," ujar dia.

Kinerja bertumbuh

Secara fundamental, kinerja BATA sendiri terbilang terus bertumbuh. Pendapatan dan laba bersih sejak 2008 terus meningkat. Sepanjang tahun lalu, laba bersih BATA meningkat 22% dari Rp 56,615 miliar menjadi Rp 69,343 miliar di 2012. Pendapatan BATA juga naik 10,74% menjadi Rp 751,45 miliar.

Padahal, tahun lalu perusahaan ini mendapat kendala karena cukup besar. Seperti, pemblokiran akses keluar masuk pabrik dan gudang perusahaan di Purwakarta oleh Federal Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Otoritas bursa bahkan sampai menghentikan sementara perdagangan saham BATA.

Namun, kinerja BATA tetap meningkat. Kenaikan kinerja juga berlanjut pada tahun ini. Sepanjang kuartal I 2013, pendapatan meningkat 11,65% menjadi Rp 170,41 miliar dan laba bersih naik 61,24% menjadi Rp 14,98 miliar.

BATA juga masih yakin pertumbuhan kinerja akan makin pesat di tahun ini. Presiden Direktur BATA, Muhamad Imran Malik pernah mengatakan, pendapatan BATA tahun ini bisa mencapai Rp 901 miliar, naik 20% dari tahun lalu sebesar Rp 751 miliar.

Untuk mengejar target itu, BATA akan menambah 100 outlet di seluruh Indonesia. Hingga akhir 2012, BATA telah memiliki 533 toko. BATA juga akan merenovasi sejumlah toko lama.

Selain itu, BATA juga akan menambah empat varian sepatu baru. Namun, manajemen masih enggan membeberkan jenis tersebut. "Ada beberapa produk andalan yang diluncurkan untuk meningkatkan penjualan pada tahun ini," kata Is, beberapa waktu lalu. Peluncuran produk BATA pada tahun ini memang jauh berkurang. Pada tahun lalu, BATA meluncurkan delapan produk baru.

Emiten ini juga akan menambah jumlah produksi alas kaki baik sepatu dan sandal dalam beberapa tahun depan. Namun BATA tidak menyebut jumlah detail tambahan produksi alas kaki. Saat ini, BATA memiliki dua pabrik, di Purwakarta dan Medan. Produksi dua pabrik tersebut enam juta alas kaki baik sandal dan sepatu.

BATA mengaku sudah menyiapkan anggaran belanja modal Rp 25 miliar untuk ekspansi tahun ini. Dana tersebut berasal dari pinjaman perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana