Agar Nyaman Memangku, yang Bawah Kudu Empuk



laptopSEKARANG, laptop alias notebook sudah menjadi tentengan banyak orang. Maklum, adanya komputer jinjing makin memudahkan orang menyelesaikan pekerjaan yang menuntut penggunaan komputer. Tak perlu lagi lembur sampai jelek di kantor, asal sudah punya notebook, pekerjaan bisa dilakoni di mana pun. Bisa di mobil, di rumah, atau sambil ngeceng di kafe. Setiap tahun ada saja laptop keluaran terbaru yang nongol di pasar. Sudah begitu, makin lama harganya makin miring. Kalau dua tahun lalu kebanyakan harga laptop masih nongkrong di dua digit, kini banyak komputer pangku itu bisa Anda bawa pulang dengan menukarkan duit kurang Rp 5 juta. Mantap, kan? Kerja dengan laptop di beralaskan meja memang asyik. Tapi bagaimana kalau ketak-ketik laptop di mobil? Mau tidak mau Anda harus merelakan paha sebagai alas laptop. Ini tentu membuat paha dan punggung pegal-pegal. Yanuarius Bayu sempat mengalami penderitaan tersebut. Tapi ia melihat kesusahan itu sebagai sebuah peluang bisnis. Alhasil, lahirlah ide untuk membuat sebuah alas laptop. "Setelah buka-buka internet, timbullah ide untuk membuat sebuah alas laptop dengan alas yang empuk seperti bantal," kata Yanuarius, pemilik Red Bird Furniture. Anda penasaran terhadap bentuknya? Perkakas jenis baru ini tak ubahnya bantal. Fungsinya menjadi alas agar bodi bawah laptop yang keras tak bersentuhan langsung dengan bagian paha kita. Cuma, berbeda dengan bantal yang empuk di seluruh sisi, bagian atas alas ini justru harus kokoh menopang laptop agar tak gampang bergoyang ketika dioperasikan. Yanuarius memulai usaha alas laptop-nya di Malang, Jawa Timur, sejak November 2008. Meja mini beralas bantal buatannya bermotif beraneka ragam dan berlapis karet tipis agar laptop tak mudah tergelincir, kendati posisi miring. Meski usahanya baru seumur jagung, Red Bird Furniture telah menerima pesanan sekitar 100-120 buah meja setiap bulan. Permintaan tersebut berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai Jakarta, Yogyakarta, Makassar, Samarinda, hingga Balikpapan. Belakangan, beberapa dealer mobil juga sering memesan meja laptop dengan logo perusahaan pemesan. Mereka akan menjadikannya hadiah langsung. Redbird menawarkan tiga pilihan alas. Pertama alas ukuran 45 x 35 cm, mulai Rp 185.000 - Rp 200.000. Perbedaan harga dipengaruhi kualitas bantalan. Harga yang lebih murah, bantalnya berlapis katun, sedangkan meja yang lebih mahal berlapis kain berbahan silikon. Jenis berikutnya berukuran 55 x 40 cm seharga Rp 205.000 - Rp 225.000. Dengan meja yang lebih besar, pemakai masih memiliki ruang untuk menempatkan barang-barangnya di meja. Ketiga, alas berukuran 65 x 40 cm seharga Rp 225.000 - Rp 255.000. Untuk jenis ini Yanuarius memilih multipleks dengan ketebalan sekitar 1,5 cm sebagai permukaan alas. Tujuannya agar produk ini sangat ringan. Red Bird masih mengimpor karet tipis bermotif dari Singapura sebagai bahan baku. Alasannya, karet lokal kurang berkualitas. "Saat ini kami tengah memproduksi meja laptop yang bisa dilipat, jadi bisa dimasukkan ke dalam tas," ujar Yanuarius, semangat. Dia tak sendiri. Juananda Sutan Asin di Jakarta juga membuka usaha ini karena terinspirasi oleh siksaan memakai laptop di mobil. Sebelumnya, ia mengalasi laptop dengan majalah. Akhirnya, wanita yang acapkali mendapat panggilan Nana ini memutuskan membuat alas laptop sendiri. Tak disangka, ketika memakai alas laptop nan empuk, teman-temannya meminta Nana membuatkan alas serupa. Akhirnya, akhir 2007, ia mulai menjalankan bisnis pembuatan alas laptop ini sekalian. Semula usaha rumahan yang dia rintis baru mencatat penjualan sebanyak 50 buah meja kecil yang bisa diusung ke mana saja. Untuk memperkenalkan produknya ke khalayak, Nana rajin mengikuti berbagai pameran hingga ke Singapura. Tak usah heran, meja bikinannya sudah merambah hingga ke Singapura, Malaysia, dan Australia. Menurutnya, media promosi yang paling ampuh adalah internet karena bisa menjangkau hingga ke negara manapun. Di Australia mereka sudah punya satu agen. "Jadi konsumennya bukan hanya di dalam negeri," kata Nana. Bisnis yang baru berjalan lebih dari setahun ini cukup sukses menjaring konsumen. Buktinya, permintaan meja laptop yang semula hanya 50 buah setiap bulan telah meningkat menjadi sekitar 1.000 hingga 2.000 buah per bulan. Untuk wilayah Jakarta, pasokan meja laptop beralas bantal ini telah memasuki sekitar enam toko di mal-mal. Belum lagi beberapa toko komputer dan perkantoran. Untuk memuaskan para konsumennya, Nana tetap memperhatikan kualitas, meski susah menemukan ketebalan kayu yang tepat. Kayunya tidak terlalu tebal supaya enteng di bawa ke mana-mana. "Harga setiap meja, mulai dari Rp 195.000 - Rp 335.000. Ini sudah harga langsung untuk para konsumen," kata Nana. Kalau Anda tengah mencari-cari ide usaha, mungkin ini pilihan menarik. Permintaan ada, persaingan masih longgar.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: