KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) terus memastikan program dan proyek strategis berjalan lancar dengan dukungan dari institusi penegak hukum termasuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Kami telah memaparkan seluruh isu strategis yang dihadapi Pertamina, program strategis dan solusinya, serta dukungan yang kami perlukan dari KPK agar seluruh program-program strategis ini dapat kami jalankan dengan baik dan sesuai dengan target yang telah dicanangkan oleh Pemerintah," ungkap Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam siaran pers yang diterima Kontan, Sabtu (3/10). Nicke melanjutkan, terdapat beberapa hal yang telah disampaikan kepada KPK terkait penugasan dan tanggung jawab Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BUMN sekaligus perusahaan migas nasional yang bertanggung jawab dalam penyediaan energi di Indonesia. "Kami menyampaikan isu strategis di bidang hulu migas dan upaya strategis dan berkelanjutan yang dilakukan Pertamina untuk meningkatkan cadangan atau produksi migas," imbuh dia.
Baca Juga: Ini strategi pemerintah untuk menarik investasi di tengah pandemi corona Hal lain yang disampaikan pada kesempatan tersebut adalah proyek kilang Pertamina yang saat ini sedang dalam proses pembangunan untuk menambah kapasitas agar kebutuhan energi di dalam negeri dapat dipenuhi. Nicke juga menyampaikan upaya Pertamina menyiapkan energi baru dan terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil, termasuk menjalankan program Biodisel, yakni B30 hingga B100. "Ini sangat strategis karena Indonesia memiliki sumber sawit melimpah sehingga kita harus gunakan dan menjadi salah satu sumber energi andalan bagi Indonesia. Dengan begitu kami dapat meningkatkan ketahanan suplai energi dari biodiesel secara berkelanjutan dan ekonomis," ujar Nicke. Pertamina juga menyampaikan dukungan untuk kebijakan Domestik Market Obligation (DMO) terkait volume dan harga batubara dalam rangka pengembangan Dymethil Ether (DME) untuk mengurangi impor LPG. Nicke turut menyinggung mengenai upaya Pertamina dalam peningkatan distribusi BBM, hingga dapat menjangkau 77.000 desa di seluruh Indonesia. "Oleh karena itu, kita harus membangun lebih banyak outlet di seluruh desa di Indonesia agar masyarakat bisa menikmati aksesibilitas energi dan memiliki hak yang sama untuk mendapatkan energi yang terjangkau," katanya. Baca Juga: Dalam Omnibus Law, Kementerian ESDM ingin mengambil alih pengaturan toll fee gas bumi