Agar target inflasi 3,5% tercapai, pemerintah pusat harus kontrol inflasi daerah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Untuk mencapai target inflasi pada level 3,5% sampai akhir tahun, pemerintah pusat perlu mengontrol inflasi di tingket daerah. Dengan demikian inflasi secara nasional dinilai dapat ditekan dan sesuai target.

Ekonom Samuel Aset Management Lana Soelistianingsih mengatakan guna menjaga inflasi tetap rendah, pemerintah perlu mengontrol inflasi di tingkat daerah. Tidak memungkiri, Lana bilang kinerja pemerintah dalam menjaga inflasi sudah cukup baik apalagi sejak terbentuknya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Baca Juga: Beberapa strategi ini dilakukan untuk pertahankan target inflasi 3,5% tahun ini


Namun, belakangan harga bahan makanan mulai bergejolak lantaran musim kemarau yang ekstrim. Sehingga menyebabkan gagal panen di beberapa titik, terutama bagi petani cabai.

Berdasarkan data hargapangan.id, Kamis (25/7) harga cabai merah besar naik 0,09% atau Rp 50 menjadi Rp 56.850 per kilogram (kg), cabai rawit hijau 0,33% atau Rp 200 yakni Rp 60.350 per kg, cabai merah rawit 1,66% atau Rp 1.150 menjadi Rp 70.300 per kg. Sementara cabai merah keriting turun 1,75% atau Rp 1.050 per kg menjadi Rp 59.750 per kg.

Baca Juga: Begini strategi pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,2% tahun ini

Lana menilai pemerintah saat ini kurang fokus mengontrol inflasi, terlepas karena faktor alamiah. Penyebabnya adalah ketidakpastian politik yang telah berlangsung sejak awal tahun membuat sebagian pihak berspekulasi apakah yang berkaitan akan melanjutkan jabatannya atau tidak.

“Konsentrasi pemerintah pusat dan daerah terpecah tidak fokus karena masa transisi politik,” kata Lana kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7).

Di sisi lain, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution belum ada niatan untuk impor cabai. Dia menegaskan akan melihat terlebih dahulu hasil panen raya Agustus mendatang.

Baca Juga: Harga cabai terkerek kemarau panjang

Lana menilai, seyogyanya pemerintah memberikan patokan harga cabai bila sudah terlalu tinggi atau rendah. Sehingga dengan cepat pemerintah pusat dapat menjalakan ancang-ancang stimulus guna menjaga harga.

Dia menegaskan masalah ini tidak bisa ditunda, karena menyangkut konsumsi masyarakat. “Jangan sampai stigmasi jangan tunggu data terus, harus ada manajemen stock” ucap Lana. 

Darmin menilai saat ini inflasi masih terkendali melalui sinergi dengan TPID. Alasannya realisasi Inflasi pada empat tahun terakhir dapat dijaga pada kisaran 3% dengan laju inflasi di 2018 sebesar 3,13% (yoy), dan inflasi di Juni 2019 sebesar 3,28% (yoy).

Baca Juga: Ketua DPR sebut tiga RUU ini telah disetujui DPR dan Pemerintah menjadi UU

Pencapaian tersebut masih dalam rentang sasaran nasional sebesar 3,5% dengan deviasi 1%.

Lebih lanjut, Darmin mengatakan inflasi yang terjaga dapat menyokong pertumbuhan ekonomu. “Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan tren yang terus meningkat dengan laju pertumbuhan sebesar 5,1% year on year (yoy) pada 2018 dan sebesar 5,07% yoy pada kuartal I-2019,” kata Darmin.

Baca Juga: Bank Indonesia (BI): Pengendalian inflasi perlu sinergi pemerintah pusat dan daerah

Pertumbuhan yang relatif tinggi tersebut diakui karena kualitas yang semakin membaik, sebagaimana tercermin dari penurunan tingkat kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan, serta inflasi yang rendah dan stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli