Agar tetap higienis, simak tips memilih dan merawat masker kain berikut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggunaan masker sudah menjadi kewajiban saat ini sebagai pencegahan risiko penularan Covid-19.  Masker kain kini jadi alternatif solusi untuk lebih menghemat kantong ketimbang menggunakan masker meski yang hanya bisa sekali pakai.

Namun, penggunaan masker kain telah jadi perdebatan hangat pasca PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) meminta penumpang KRL commuter line untuk tak lagi memakai masker kain jenis scuba atau buff. Jenis tersebut dinilai hanya efektif mencegah risiko terpapar dari debu, virus dan bakteri sekitar 0%-5% saja. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluarkan panduan pemakaian termasuk perawatan masker kain atau non-medis. WHO hanya merekomendasikan masker kain untuk orang yang lebih muda dari 60 tahun dan mereka yang tidak memiliki gejala klinis virus corona, seperti batuk dan demam.


Masker kain tidak hanya dipakai orang-orang berkantong cekak. Orang-orang berduit juga tetap menjadikan masker jenis ini sebagai pilihan di luar masker medis. Bahkan, ada yang menjadikannya sebagai bagian dari fashion, di disain senada dengan motif dan warna pakaian yang dikenakan.

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Jumat (9/10): Tambah 4.094 kasus, pakai masker & cuci tangan

Para petinggi bank juga tetap menjadikan masker kain sebagai sebagai pelindung diri dari penularan virus.  John Kosasih Presiden Direktur BCA Syariah misalnya, kalau beraktivitas di lingkungan yang menurutnya lebih aman, ia biasa menggunakan masker kain. Contohnya di lingkungan kantor tempatnya bekerja atau ketika berinteraksi dengan keluarga.

Kalau memakai masker kain, John biasa menambah lapisan tambahan di dalam. "Secara umum BCA Syariah membagikan masker kepada karyawannya, terbuat dari kain berlapis. Setiap karyawan menerima beberapa agar bisa ganti setiap hari," katanya kepada Kontan.co.id, Jumat (9/10).

Di saat beraktivitas di luar lingkungan yang biasa ia hadapi dan situasinya rentan terhadap penularan virus, John lebih memilih menggunakan masker medis yang jauh lebih aman menangkal virus seperti N95.

Sementara Sadhana Priatmadja Direktur Bank Woori Saudara (BWS) memutuskan untuk menggunakan masker medis. Alasannya, ia merasa tidak cocok memakai masker kain. "Dulu saya pernah pakai masker kain tetapi kurang cocok. Mungkin karena proses mencucinya yang tidak memenuhi standard higienis," tuturnya.

Namun, Sadhana tetap membagikan tips memilih dan merawat masket kain. Menurutnya, masker kain yang digunakan harus tiga lapis gara lebih efektif menyaring debu dan virus. Untuk pencucian, ia sarankan jangan digabung dengan pakaian lain. 

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluarkan panduan pemakaian termasuk perawatan masker kain atau non-medis. Namun, WHO hanya merekomendasikan masker kain untuk orang berusia di bawah 60 tahun dan mereka yang tidak memiliki gejala klinis virus corona, seperti batuk dan demam.

Menurut WHO, jenis masker kain yang efektif menangkal penyebaran Covid-19 harus memenuhi syarat yakni lapisan dalam harus dari bahan penyerap seperti kapas, lapisan tengah bahan bukan tenunan seperti polypropylene, dan lapisan luar dari bahan non-penyerap, seperti campuran poliester atau poliester.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Memakai masker dengan benar, antisipasi Covid-19

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi