Agarindo bangun pabrik agar-agar di Tangerang



JAKARTA. PT Agarindo Bogatama akan membangun pabrik pengolahan rumput laut senilai US$ 50 juta di Tangerang, Banten. Perusahaan yang terkenal dengan produk agar-agar bermerek Swallow Globe, ini berharap produksi nya akan naik berlipat ganda dengan kehadiran pabrik baru tersebut.

Efendy Tjoeng, Chief Executive Officer (CEO) Agarindo Bogatama, mengatakan, pembangunan pabrik baru pengolahan rumput laut di Tangerang akan dimulai pada tahun ini. Targetnya, pabrik baru ini bisa beroperasi pada tahun 2014. "Alasan pembangunan pabrik baru tersebut karena meningkatnya permintaan pasar," katanya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.

Efendy menjelaskan, Tangerang dipilih karena pabrik pengolahan rumput laut yang lama juga berlokasi di kota tersebut. Dana investasi sebesar US$ 50 juta itu, selain dipergunakan untuk membangun pabrik dan pembelian mesin pengolahan, juga digunakan untuk membeli lahan seluas 36 hektare (ha).


Kapasitas pengolahan pabrik baru tersebut diperkirakan mencapai 3.000 ton per tahun. Jika pabrik ini beroperasi, total kapasitas produksi Agarindo Bogatama akan naik menjadi 6.000 ton per tahun.

Permintaan meningkat

Maklum, saat ini, Agarindo sudah memiliki satu pabrik pengolahan rumput laut dengan kapasitas produksi sekitar 3.000 ton per tahun. Dari total kapasitas produksi yang sudah ada saat ini, Agarindo baru memproduksi tepung agar-agar sebanyak 160 ton per bulan atau sekitar 1.920 ton per tahun.

Menurut Efendy, perusahaannya perlu menambah kapasitas produksi pabrik, sebab pasar tepung agar-agar terus meningkat. Tahun ini, perusahaannya menargetkan peningkatan penjualan sebesar 10% ketimbang angka penjualan tahun 2011.

Sekadar gambaran, Agarindo Bogatama berdiri pada tahun 1971. Perusahaan ini menjadi perintis industri agar-agar di Indonesia. Bahan baku rumput laut untuk produksi tepung agar-agar didapatkan Agarindo dari beberapa daerah di Indonesia.

Tahun lalu, total kebutuhan rumput laut Agarindo mencapai 18.000 ton. Kebutuhan ini dipasok dari petani rumput laut di Makassar sebanyak 14.000 ton dan 4.000 ton berasal dari Jawa Barat. "Tahun ini kami membutuhkan rumput laut sekitar 20.000 ton," kata Efendy.

Perusahaan ini menggunakan rumput laut berjenis gracillaria. Harga beli rumput laut beragam tergantung kualitasnya. Di tingkat petani, harga rumput laut kering Rp 4.000 per kilogram (kg), harga di tingkat pabrik Rp 5.500 sampai Rp 6.000 per kg.

Jenis rumput laut gracillaria berbeda dengan rumput laut jenis cotonii. Rumput laut cotonii dibudidayakan di perairan laut, sementara rumput laut gracillaria banyak dibudidayakan di tambak seperti di Pantai Utara Jawa (Pantura).

Menurut Efendy, pasar dalam negeri masih menjadi target utama penjualan tepung agar-agar Swallow Globe. Pasar lokal menyerap 80% produksi Agarindo, sementara 20% lagi dijual ke berbagai negara seperti Jepang, Eropa, Amerika Serikat dan China.

Saut P Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (P2HP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mengatakan, saat ini ekspor rumput laut olahan masih sangat minim. "Tahun lalu sekitar 10% saja ekspor olahan rumput laut asal Indonesia," katanya.

Untuk terus meningkatkan potensi rumput laut olahan ini, KKP merencanakan pertemuan dengan pengusaha. Dengan solusi tepat, KKP menargetkan peningkatan ekspor rumput laut olahan sebesar 15% tahun ini, dibanding 2011 sebesar US$ 125 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri