LAMPUNG. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis perbankan bakal makin banyak yang tertarik untuk memberikan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) atau yang akrab disebut dengan branchless banking. Sebab, ke depan, tren branchless banking juga akan merambah bisnis asuransi. Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, saat ini branchless banking masih terbatas pada transaksi seperti; layanan transfer bank, transaksi pembelian pulsa dan listrik, tabungan, dan penyaluran kredit mikro. "Ke depan, agen Laku Pandai bisa menjual produk asuransi mikro seperti: asuransi pertanian, asuransi demam berdarah yang preminya murah namun manfaatnya terasa," kata Rahmat kala menghadiri acara sosialisasi Laku Pandai PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Lampung, Kamis (10/9). Hal tersebut juga menjadi keuntungan, bagi bank yang memiliki anak usaha di bidang asuransi. Hal ini tentunya akan mendorong perusahaan asuransi konglomerasi keuangan, semakin rajin mengeluarkan produk asuransi yang menyasar segmen mikro.
Agen branchless banking pasarkan produk asuransi
LAMPUNG. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis perbankan bakal makin banyak yang tertarik untuk memberikan layanan keuangan tanpa kantor dalam rangka keuangan inklusif (Laku Pandai) atau yang akrab disebut dengan branchless banking. Sebab, ke depan, tren branchless banking juga akan merambah bisnis asuransi. Rahmat Waluyanto, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, saat ini branchless banking masih terbatas pada transaksi seperti; layanan transfer bank, transaksi pembelian pulsa dan listrik, tabungan, dan penyaluran kredit mikro. "Ke depan, agen Laku Pandai bisa menjual produk asuransi mikro seperti: asuransi pertanian, asuransi demam berdarah yang preminya murah namun manfaatnya terasa," kata Rahmat kala menghadiri acara sosialisasi Laku Pandai PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) di Lampung, Kamis (10/9). Hal tersebut juga menjadi keuntungan, bagi bank yang memiliki anak usaha di bidang asuransi. Hal ini tentunya akan mendorong perusahaan asuransi konglomerasi keuangan, semakin rajin mengeluarkan produk asuransi yang menyasar segmen mikro.