KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang bulan ramadan sejumlah komoditas pokok kompak naik. Setelah sebelumnya harga beras naik kini harga Berdasarkan penelusuruan
Kontan.co.id, di Jalan Palmerah harga telur ayam ras mulai melonjak naik hingga mencapai Rp 32.000 per kilogram. Imran (44) salah seorang pemilk agen sembako di sekitar pasar Palmerah itu mengaku ada kenaikan harga yang signifikan untuk telur per kilogramnya.
Baca Juga: Menhub Pastikan Distribusi Logistik Aman selama Ramadhan 2024 Sebelumnya telur ayam dijual dengan harga Rp 27.000 hingga Rp 29.000 per kilogram. Kemudian naik menjadi Rp 30.000 dan naik lagi menjadi Rp 32.000 sejak seminggu terakhir. "Iya harganya naik semenjak seminggu terakhir. Hari senin lalu masih jual di kisaran Rp27000 tapi saat ini modalnya saja lebih dari itu," ujar Imran kepada kontan, Senin (4/3). Selain telur, Imran memastikan bahwa harga beras juga masih relatif tinggi. Untuk harga beras premium masih mencapai angka Rp 18.500 per kg. Sedangkan, untuk harga beras kategori paling murah ada di kisaran Rp 14.000 per kg.
Baca Juga: Kinerja Sektor Transportasi & Logistik Masih Lemah, Bisa Dikerek Ramadan dan Lebaran? Kendati harga tinggi, dirinya memastikan bahwa tidak sulit untuk mendapatkan stok beras di gudang atau dari distributor. Hanya saja dirinya khawatir akan fluktuasi harga yang saat ini tidak stabil. "Harga beras masih tinggi. Tapi mau ambil banyak juga kita takut kalau harganya sewaktu-waktu turun. Jadi stok seadanya sambil tunggu harga stabil," pumgkasnya. Selain beras dan telur, kenaikan harga juga di alami oleh pedagang bumbu dapur. Sebut saja, untuk komoditas kemiri, bawang putih, gula putih, dan terigu. Zullaela (31) seorang pelayan di agen sembako di pasar palmerah menyebut jelang bulan puasa ini komoditas yang laku keras adalah bawang putih dan kemiri.
Baca Juga: BPS Was-Was Komoditas Pangan Bakal Sumbang Inflasi Besar Momen Ramadan-Lebaran 2024 Untuk kemiri harganya di kisaran Rp 48.000 per kg. Angka itu naik dari bulan sebelumnya kendati tidak terlalu signifikan yakni dari harga Rp 45.000 per kg. Sedangkan untuk harga bawang putih bonggol yang dijualnya ada di kisaran Rp 36000. Untuk harga segitu, kata dia, banyak konsumen yang mengeluhkan tingginya angka jual tersebut. "Iya harganya rata-rata naik sekitar Rp 2000- Rp 3000 per kilogramnya. Buat yany beli eceran mungkin gak kerasa. Tapi buat yang jualan beli banyak mereka banyak yang ngeluh," ungkapnya. Lain lagi untuk komoditas minyak goreng. MinyaKita masih menjadi idola para konsumen atau ibu-ibu di sekitaran Palmerah. Hal itu diakui oleh Osi (36) penjual pemilik agen sembako di sekitaran jalan Palmerah. Osi bilang, untuk mendapatkan stok minyakita dari distributor masih sulit. Sering kali dirinya kehabisan ketika ingin memesan barang tersebut. Dirinya mengaku jika ingin membeli minyak itu harus ada syarat tertentu. Yakni dengan sistem bundling.
Baca Juga: Inflasi Bulanan Periode Lebaran dan Ramadan Kemungkinan Melonjak Tajam "Jadi kalau mau beli minyakita itu ada syaratnya. Misal kita pesen 5 box nah itu kita harus beli merk minyak kemasan lain sebanyak 5 box juga. Tapi untuk harganya masih normal sesuai HET," ungkapnya.
Terkahir untuk komiditas gula putih yang juga menjadi bahan pokok ibu-ibu tidak hanya menjelang lebaran tapi disetiap saatnya. Osi menyebut harga gula ada di kisaran Rp 17.500. Kata dia, gula harganya sudah tinggi semenjak akhir tahun 2023. "Kalau gula barangnya sudah tinggi dari akhir tahun. Tapi sekarang naiknya gak terlalu tinggi. Barangnya juga masih mudah dicari tidak langka," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto