Agen SLFI makin canggih dengan aplikasi mobile



JAKARTA. PT Sun Life Financial Indonesia (SLFI) mempersenjatai konsultan keuangan mereka dengan teknologi canggih aplikasi mobile bertajuk Sun Advisor. Proyek regional yang sebelumnya telah dilakukan di Hong Kong, Filipina dan beberapa negara Asia lainnya itu ditujukan untuk mempermudah pemasaran produk asuransi jiwa perusahaan patungan asal Kanada tersebut. Direktur Utama SLFI Johnson Chai menerangkan, dengan aplikasi mobile yang diunduh dari tablet canggih berlabel Apple iOS, presentasi seluruh agen akan menjadi lebih ringkas dan dapat dilakukan dimana saja. "Sun Advisor juga akan membantu para agen untuk meningkatkan produktivitas mereka dalam memasarkan produk," ujarnya ditemui KONTAN, Selasa (10/1). Maklumlah, Johnson menilai, penggunaan alat komunikasi digital dan media sosial sangat menjamur di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Selain itu, jumlah pengguna internet di Indonesia, seperti dilansir MarkPlus Insight, mencapai 55 juta orang hingga 2011 lalu. Ini merupakan peluang pasar baru untuk aplikasi mobile seperti Sun Advisor. Sekadar informasi saja, Sun Advisor juga membantu efisiensi para agen dalam mengetahui profil risiko calon nasabah, termasuk menghitung kebutuhan proteksi nasabah. Aplikasi mobile ini diberikan gratis kepada seluruh konsultan keuangan yang memiliki perangkat iPad atau iPhone keluaran Apple. Cerita punya cerita, upaya itu sekaligus untuk menopang peningkatan bisnis yang diproyeksikan berkisar 25%-30% atawa mengikuti pertumbuhan bisnis industri asuransi jiwa di sepanjang tahun ini. Dalam memasarkan produknya, perseroan menggunakan kanal distribusi telemarketing, bancassurance, dan keagenan. SLFI juga memiliki unit usaha syariah. Hingga akhir tahun lalu, bisnis asuransi dengan konsep bagi hasil bagi risiko tersebut diperkirakan telah berkontribusi sebanyak 10% dari total bisnis perseroan. "Diharapkan, sumbangan bisnis syariah bakal meningkat menjadi 25% pada 2015 mendatang," imbuh Johnson. Sayang, SLFI mengaku belum selesai menghitung pendapatan premi yang dikantonginya sepanjang tahun lalu. Berdasarkan posisi terakhir kuartal ketiga 2011, perseroan membukukan total pendapatan premi sebesar Rp 638,1 miliar atau tumbuh 28% apabila dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode yang sama, perseroan mencatat total kekayaan sebesar Rp 4,46 triliun atau naik tipis 2% apabila dibandingkan kuartal ketiga tahun lalu. Risk Based Capital (RBC) alias rasio kecukupan modal perseroan mencapai 345% per September 2011, jauh di atas ketentuan regulator yang sebesar 120%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: