Agenda penting bank sentral di Asia pekan ini



SINGAPURA. Sejumlah bank sentral di kawasan Asia akan menggelar pertemuan penting pada pekan ini. Sebut saja Bank Indonesia, Bank of Japan, Bank of Korea, dan Reserve Bank of New Zealand. IndonesiaSetelah menaikkan tingkat suku bunga sebanyak lima kali pada 2013, BI diprediksi akan menahan suku bunga acuannya di level 7,5% pada pertemuan Kamis (12/6) besok. Menurut sejumlah analis, kebijakan ini diambil seiring dengan membengkaknya defisit neraca perdagangan Indonesia pada April. Asal tahu saja, pada April, Indonesia membukukan defisit neraca perdagangan senilai US$ 1,9 miliar. Selain itu, inflasi juga masih menjadi faktor utama di mana indeks harga konsumen naik 7,23% pada Mei, di atas target BI yakni di kisaran 3,5%-5,5%. "Dengan tingginya tingkat inflasi, kami rasa BI akan menahan kebijakan moneternya lebih ketat dan lebih lama. Hal ini untuk meminimalisir risiko dari dampak ronde kedua dan mencegah pelemahan rupiah lebih dalam lagi," jelas Santitarn Sathirathai, research analyst Credit Suisse. Korea SelatanKeputusan mengenai kebijakan Bank of Korea akan diumumkan pukul 09.00 waktu setempat hari ini. Analis memprediksi, BOK akan menahan suku bunga acuannya di posisi 2,5% untuk 13 bulan berturut-turut. "Meski perekonomian eksternal dan domestik mulai pulih secara bertahap, angin kencang masih akan muncul. Kurangnya risiko inflasi dan ketidakpastian mengenai arah pertumbuhan kedepannya akan mendorong BOK untuk lebih berhati-hati," jelas Credit Suisse. Tingkat inflasi yang rendah masih menjadi hambatan terbesar BOK. Pada Mei, indeks harga konsumen Korea Selatan naik ke posisi tertinggi dalam 19 bulan terakhir di level 1,79%. Namun, pencapaian tersebut masih di bawah target bank sentral yakni 2,5%-3,5%. Selandia BaruSepanjang tahun ini, Reserve Bank of New Zealand (RBNZ) sudah menaikkan suku bunga acuannya sebanyak dua kali. Konsensus pelaku pasar menunjukkan, bank sentral akan kembali menaikkan suku bunga sebanyak 25 basis poin menjadi 3,25%. Namun, Kathy Lien, managing director FX Strategy BK Asset Management menilai, tingkat sukubunga masih akan tetap seiring data negatif perekonomian. Lien mencatat, masalah terbesar perekonomian Selandia Baru adalah anjloknya harga susu. Pasalnya, susu menyumbang sepertiga dari total ekspor negara tersebut. Catatan saja, sejak Februari lalu, harga susu sudah merosot hingga 20%. "Terkait masalah ini, akan sulit bagi RBNZ untuk melanjutkan pengetatan. Penahanan suku bunga tidak hanya membantu perekonomian tapi juga akan menekan nilai dollar Selandia Baru," jelas Lien. JepangSejumlah pelaku pasar menilai, Bank of Japan tidak akan melakukan perubahan kebijakan pada pertemuan pekan ini. Sebab, data-data ekonomi Jepang menunjukkan perekonomian Negeri Sakura tersebut mulai pulih. Menurut Kathy Lien, selama data terus membaik, tidak diperlukan adanya kebutuhan untuk meningkatkan stimulus.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie