AGI minta jatah impor gula mentah 400.000 ton



JAKARTA. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) pesimistis menatap produksi tahun ini. Oleh karena itu, AGI mendukung kebijakan impor pemerintah. Namun AGI mengusulkan impor bukan dalam bentuk gula konsumsi atau gula kristal putih (GKP), melainkan gula mentah. Selain itu, pabrik gula (PG) dalam negeri yang mengolahnya menjadi GKP.

Direktur Eskekutif AGI Tito Pranolo menjelaskan, impor gula diperlukan karena diprediksi akan terjadi defisit gula. Menurut hitungan AGI, produksi GKP tahun ini hanya 2,3 juta ton, atau lebih rendah dari realisasi produksi tahun lalu sebanyak 2,49 juta ton.

Penurunan produksi ini merupakan dampak El Nino. "Tanaman baru yang baru ditanam awal tahun lalu mengalami stagnansi pertumbuhan akibat stres air, yang berpotensi menurunkan produktivitas," jelas Tito dalam konferensi pers AGI di Jakarta, Rabu (13/1).


Akibatnya, produktivitas tebu berpotensi turun dari 67,6 ton per hektare (ha) menjadi 66 ton per ha. Rendemen pun bisa susut dari 8,28% menjadi 7,75%.

Penambahan lahan tebu menjadi 451.000 ha dari sebelumnya 446.000 ha pun tidak mampu mengangkat produksi.

Sementara kebutuhan GKP tahun ini mencapai 2,82 juta ton, dengan asumsi kebutuhan setiap bulannya 235.000 ton. Dengan mempertimbangkan produksi dan kebutuhan tersebut, AGI memprediksi defisit akan terjadi pada Februari 2017.

Usul AGI, impor gula mentah sebanyak 400.00 ton. Gula mentah sebanyak itu bisa menghasilkan GKP tidak jauh dari 400.000 ton. Tito bilang, gula mentah impor harus masuk pada musim giling Mei 2016-Oktober 2016 untuk mengisi kapasitas PG.

"Langkah ini akan memberi manfaat, antara lain optimasi kapasitas PG yang kekurangan bahan baku," jelas Tito. Sebagai informasi, saat ini ada 62 PG yang beroperasi di Indonesia dengan rata-rata kapasitas terpasang 4.000 ton cannes per day (TCD). Namun Tito mengaku tidak tahu kapasitas yang terpakai.

Sayangnya, Tito belum bisa memaparkan lebih lanjut usulnya soal sistem impor gula mentah, termasuk nama-nama PG yang siap mengolah gula mentah impor.

Asal tahu saja, selama ini impor gula mentah hanya untuk gula rafinasi untuk keperluan industri. Kementerian Perindustrian (Kemperin) telah memberi rekomendasi kuota impor gula mentah sebanyak 3,2 juta ton tahun ini, atau naik 5% dari tahun lalu. Namun Kementerian Perdagangan (Kemdag) belum memutuskan kuotanya.

Sementara untuk GKP, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution telah menetapkan kuota impor tahun ini sebanyak 200.000 ton. Pemerintah memberi penugasan impor kepada Perum Bulog.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan