JAKARTA. Semakin maraknya pendatang baru di bisnis ritel elektronik menyebabkan PT Agis Tbk kalah bersaing. Alhasil, mulai tahun depan, Agis memutuskan berhenti ekspansi di lini bisnis yang dijalankan melalui anak usahanya, PT Agis Electronic itu. Presiden Direktur Agis, Steven Kesuma menegaskan, pihaknya hanya akan mempertahankan gerai Agis yang sudah ada. "Kondisi bisnis sudah berubah sejak krisis 2008. Dulu kami masih bisa mendapat margin double digit, sekarang hanya single digit," ungkapnya, Kamis (20/12).Sayang, Steven mengaku tidak punya data jumlah gerai Agis yang ada saat ini. Yang jelas, sebelum krisis 2008, Agis sudah mengelola 15 gerai. Dia juga belum bisa memastikan ke depan, bakal menutup atau mempertahankan gerai yang sudah ada.Lantaran tidak melanjutkan ekspansi di bisnis elektronik, Agis memutuskan untuk mengalihkan investasi ke bisnis lain yang lebih prospektif, yaitu multimedia dan pertambangan. Kedua lini usaha itu dijalankan oleh anak usahanya, PT Agis Multimedia dan PT Agis Resources.Di lini bisnis pertambangan, saat ini Agis telah menguasai saham mayoritas pada dua konsesi pertambangan emas di Sumatera Barat. Agis memiliki izin usaha pertambangan (IUP) lebih dari 7.000 hektare (ha), dengan cadangan emas berupa emas alluvial dan primer, yang kapasitasnya masih diteliti."Emas alluvial diharapkan sudah mulai produksi pada semester dua 2013," papar Steven. Namun, dia belum bisa menyebutkan target dimukainya produksi emas primer, karena tahapan eksplorasi belum rampung.Bukan hanya itu, Agis juga berencana membangun smelter. Steven mengaku sudah mendapat lahan seluas kurang lebih 10 ha di Jawa Tengah. Targetnya, smelter mulai beroperasi 2015 atau 2016 mendatang, dengan produksi 300.000 ton per tahun.Tahun ini, Agis menyiapkan belanja modal senilai US$ 5 juta untuk dana ekspansi di bisnis pertambangan. Sejauh ini, masih ada sisa belanja modal US$ 2 juta yang akan dimanfaatkan melanjutkan ekspansi di tahun depan. Sedangkan bisnis elektronik tidak mendapat alokasi capex.Direktur Keuangan Agis, Boling Aruan memperkirakan, kinerja Agis tahun ini tidak akan jauh berbeda dari pencapaian tahun lalu, lantaran pertumbuhan penjualan di bisnis elektronik tidak signifikan. Sebagai gambaran, tahun lalu Agis mencatatkan penjualan bersih Rp 202,76 miliar, melorot 5% dari tahun sebelumnya.Adapun, hingga kuartal III tahun ini, perusahaan telah membukukan penjualan bersih sejumlah Rp 144,86 miliar, atau hanya naik tipis 6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Lebih dari 90% penjualan masih berasal dari bisnis elektronik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Agis stop ekspansi gerai elektronik baru
JAKARTA. Semakin maraknya pendatang baru di bisnis ritel elektronik menyebabkan PT Agis Tbk kalah bersaing. Alhasil, mulai tahun depan, Agis memutuskan berhenti ekspansi di lini bisnis yang dijalankan melalui anak usahanya, PT Agis Electronic itu. Presiden Direktur Agis, Steven Kesuma menegaskan, pihaknya hanya akan mempertahankan gerai Agis yang sudah ada. "Kondisi bisnis sudah berubah sejak krisis 2008. Dulu kami masih bisa mendapat margin double digit, sekarang hanya single digit," ungkapnya, Kamis (20/12).Sayang, Steven mengaku tidak punya data jumlah gerai Agis yang ada saat ini. Yang jelas, sebelum krisis 2008, Agis sudah mengelola 15 gerai. Dia juga belum bisa memastikan ke depan, bakal menutup atau mempertahankan gerai yang sudah ada.Lantaran tidak melanjutkan ekspansi di bisnis elektronik, Agis memutuskan untuk mengalihkan investasi ke bisnis lain yang lebih prospektif, yaitu multimedia dan pertambangan. Kedua lini usaha itu dijalankan oleh anak usahanya, PT Agis Multimedia dan PT Agis Resources.Di lini bisnis pertambangan, saat ini Agis telah menguasai saham mayoritas pada dua konsesi pertambangan emas di Sumatera Barat. Agis memiliki izin usaha pertambangan (IUP) lebih dari 7.000 hektare (ha), dengan cadangan emas berupa emas alluvial dan primer, yang kapasitasnya masih diteliti."Emas alluvial diharapkan sudah mulai produksi pada semester dua 2013," papar Steven. Namun, dia belum bisa menyebutkan target dimukainya produksi emas primer, karena tahapan eksplorasi belum rampung.Bukan hanya itu, Agis juga berencana membangun smelter. Steven mengaku sudah mendapat lahan seluas kurang lebih 10 ha di Jawa Tengah. Targetnya, smelter mulai beroperasi 2015 atau 2016 mendatang, dengan produksi 300.000 ton per tahun.Tahun ini, Agis menyiapkan belanja modal senilai US$ 5 juta untuk dana ekspansi di bisnis pertambangan. Sejauh ini, masih ada sisa belanja modal US$ 2 juta yang akan dimanfaatkan melanjutkan ekspansi di tahun depan. Sedangkan bisnis elektronik tidak mendapat alokasi capex.Direktur Keuangan Agis, Boling Aruan memperkirakan, kinerja Agis tahun ini tidak akan jauh berbeda dari pencapaian tahun lalu, lantaran pertumbuhan penjualan di bisnis elektronik tidak signifikan. Sebagai gambaran, tahun lalu Agis mencatatkan penjualan bersih Rp 202,76 miliar, melorot 5% dari tahun sebelumnya.Adapun, hingga kuartal III tahun ini, perusahaan telah membukukan penjualan bersih sejumlah Rp 144,86 miliar, atau hanya naik tipis 6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Lebih dari 90% penjualan masih berasal dari bisnis elektronik.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News