Agit mulai berwirausaha sejak bangku SMA (2)



Agit Bambang Suswanto sudah mempunyai semangat wirausaha sejak duduk di bangku sekolah menengah atas (SMA). Dua kali gagal menjalankan bisnis tak membuatnya jera. Ia belajar bisnis dan strategi dari dua pengalaman usaha yang berantakan itu. Makanya, setelah sukses, dia tidak melupakan orang-orang yang mendukungnya.Sekilas, Agit Bambang Suswanto boleh jadi tampaknya mendapatkan kesuksesan menjadi pengusaha sepatu kulit secara instan. Di usia yang baru 21 tahun, ia sudah mempunyai bisnis beromzet ratusan juta rupiah per bulan. Kenyataannya, dia berhasil mendapatkan semua itu setelah berjuang untuk mandiri sejak masih berseragam putih abu-abu.Agit bercerita, semasa SMA, ia sudah rajin berjualan pin dan menjadi penjaga warung internet. Pada saat Bandung kena demam distro, Agit lantas membuka usaha pembuatan kaos untuk dijual ke distro-distro. Namun, usaha tersebut hanya bertahan empat bulan. Agit bilang, kegagalannya waktu itu karena pengetahuannya tentang manajemen dan pemasaran masih minim. Desain juga menjadi masalah tersendiri ketika itu.Agit tidak menyerah, meski gagal. Saat menginjak bangku kuliah, dia makin rajin mencari uang sendiri. Ia belajar desain secara otodidak. Lalu, Agit bekerja sambilan sebagai desainer web dan grafis di sebuah majalah di Bandung. Uang hasil bekerja sampingan semasa kuliah ini yang kemudian dia pakai untuk modal usaha sepatu kulit.Semangatnya berwirausaha juga tak padam. Bersama dua orang temannya, dia membuka usaha penjualan wafel. Sayangnya, usahanya ini pun kandas hanya dalam waktu enam bulan karena kedua temannya berhenti. "Mereka tidak serius," ujar Agit.Namun, menurut Agit, semua pengalamannya itu sangat berharga. "Saya jadi tahu pelbagai macam cara menjalankan usaha dan kapan untuk bekerjasama dengan orang lain dan kapan tidak," imbuh dia.Sebagai contoh, Agit rajin wara-wiri di pelbagai pertemuan komunitas dan pameran untuk mempromosikan produknya sewaktu menjajakan wafel buatannya. Dan, ia juga kerap membuka stand di acara-acara musik dan seni budaya.Namun, sewaktu memasarkan produk sepatu kulitnya, ia lebih pilih-pilih tema pameran dan acara. Dia pernah diundang untuk ikut dalam satu acara fesyen di Jakarta. Namun, Agit menolak lantaran tema acara dan penonton yang datang tidak sesuai dengan citra sepatu kulit Amble yang ekslusif dan mahal.Awal Agit berjualan sepatu juga tidak mudah. Ia masih ingat sempat mengalami kebingungan setelah selesai membuat tiga pasang sepatu pertamanya. Saat itu, concept store yang menjual sepatu kulit memang sudah banyak di Bandung. Tapi, mereka hanya menjual sepatu kulit impor, dan saat itu sepatu kulit buatannya belum setenar sekarang.Lalu, dia pun mencoba berjualan melalui situs Kaskus. Tak disangka, tiga pasang sepatu kulitnya terjual dalam waktu sehari. Agit pun memproduksi beberapa pasang sepatu lagi yang juga terjual habis.Pada masa itu, ia harus melakukan segala sesuatunya seorang diri, mulai dari pemasaran, produksi serta pemotretan produk. "Saya mengambil foto sepatu yang akan dijual di belakang rumah," kenangnya.Agit lantas membuat website www.amblefootwear.com dan menyewa dua pekerja produksi. Setelah mantap berjualan melalui dunia maya, Agit kemudian membidik toko-toko sepatu yang ada di Bandung. Sebagai langkah awal, dia mempekerjakan dua teman kuliahnya di bagian manajemen. Agit menawarkan sepatu-sepatunya ke toko-toko di Bandung, yang kemudian setuju untuk menjual sepatu-sepatu hasil produksinya karena terbukti laku dijual lewat online. Dalam sepekan, sepatu kulitnya terjual. Toko itu pun kembali memesan sepatu kulit buatan Agit. Bulan berikutnya, ada toko sepatu di Jakarta yang juga tertarik menjual produknya.Bulan-bulan selanjutnya, permintaan datang dari toko-toko di Surabaya, Yogyakarta, dan Balikpapan.Walaupun sudah mempunyai website sendiri dan bekerjasama dengan toko-toko yang menjual produknya, Agit tidak serta merta melupakan forum Kaskus. Sampai saat ini, ia masih berjualan sepatu kulit produksinya di sana dan terus menjalin komunikasi dengan sesama anggota.Tahun ini, Agit berencana mendirikan toko sepatu sendiri yang khusus menjual sepatu merek Amble. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi