Agritech Koltiva Bantu Rantai Pasokan Produk Pertanian Bisa Terlacak



MOMSMONEY.ID - Fokus membantu pengusaha agribisnis menjalankan bisnis secara berkelanjutan, agritech Koltiva berdayakan lebih dari 10.800 agribisnis dan perusahaan di 58 komoditas. Berdiri sejak 2013, Koltiva fokus mengembangkan teknologi untuk para petani dalam meningkatkan produktivitas, efisiensi dan keberlanjutan usaha mereka. 

Koltiva menyediakan teknologi yang dapat menimbulkan transparansi dari hulu ke hilir dalam rantai pasokan global yang kompleks, mengawasi setiap tahap siklus hidup rantai pasokan untuk semua pemangku kepentingan. Koltiva mengembangkan perangkat lunak yang menyediakan pelacakan dari hulu ke hilir dan memastikan bahwa perjalanan dari bahan baku, melalui operasi pertanian dan distribusi hingga konsumen akhir adalah transparan dan dapat dilacak. 
 
Inovasi ini membantu perusahaan multinasional besar dan perusahaan lainnya melacak asal-usul pasokan makanan mereka, yang banyak diantaranya berasal dari produsen kecil di Indonesia dan negara lain tempat KOLTIVA beroperasi.
 
Salah satu solusi yang Koltiva sediakan adalah mentrasformasi pelacakan dan transparansi rantai pasokan global.  Dimulai dengan platform CocoaTrace, Koltiva meluncurkan solusi pelacakan berbasis cloud untuk perusahaan kakao di Indonesia. 
 
Dari sini ada peningkatan transparansi rantai pasokan untuk produsen kakao kecil. Dan dengan aplikasi pengumpulan data mobile pertama membantu mendigitalisasi produsen kakao kecil. 
 
"Solusi pelacakan rantai pasokan, keberlanjutan bisnis dan kepatuhan akan regulasi menjadi kebutuhan agri-enterprises dan Koltiva menyediakan hal tersebut," kata Tika Sylvia Chief Marketing Officer Koltiva, Kamis (19/9). 
 
Kini Koltiva juga beroperasi di 61 negara, 9 entitas bisnis, 16 kantor dukungan negara di Brasil, Meksiko, Pantai Gading, China, India, dan negara-negara lainnya di 4 wilayah.
 
Setelah Koltiva sukses memberikan solusi pelacakan kakao, Koltiva memperluas solusi teknologi untuk komoditas lain, seperti minyak kelapa sawit. Koltiva juga menawarkan pelatihan dan pendampingan tentang praktik pertanian berkelanjutan. 
 
Tidak sampai disitu, di 2018, Koltiva juga memperluas cakupan dengan memasuki budidaya rumput laut dan udang. Di 2021 Koltiva memperkenalkan perangkat lunak pelacakan dan manajemen pertanian terintegrasi kami (KoltiTrace), bersama dengan KoltiSkills, layanan ekstensi dan pelatihan langsung dengan ahli agronomi dan tim lapangan, serta KoltiPay, layanan keuangan digital yang bertanggung jawab dengan fitur e-Wallet yang terintegrasi ke dalam solusi teknologi. 
 
Koltiva juga merambah pasar Eropa dengan mendirikan entitas hukum baru di Prancis pada 2023. Tenaga kerja Koltiva juga berkembang sebesar 52% pada tahun 2023. Hingga saat ini, Koltiva terdiri dari lebih dari 1.000 individu berbakat di seluruh dunia.
 
Pada tahun yang sama, Koltiva  mentransformasi sektor karet dengan mendukung perusahaan di Ivory Coast, Thailand, dan Indonesia. Sejak keterlibatan aktif Koltiva di industri karet dimulai pada tahun 2019, Koltiva telah mendaftarkan lebih dari 186.015 petani kecil dan memetakan lebih dari 1.096.068 hektar lahan mereka.
 
Layanan Koltiva mencakup pemetaan dan survei produsen, pelatihan dan pendampingan, dukungan pelacakan, dan dukungan & sertifikasi legalitas. "Kami bangga dengan fakta bahwa 23 pabrik karet di Indonesia, Pantai Gading, dan Thailand sudah menggunakan KoltiTrace," kata Tika. 
 
Koltiva melatih 56.400 produsen dan UKM, mendaftarkan plot produksi, dan memverifikasi lahan pertanian dan area produksi mereka. Untuk meningkatkan inklusi keuangan bagi petani kecil, Koltiva juga memfasilitasi distribusi premi kepada lebih dari 18.000 produsen kakao, hingga Desember 2023.
 
Di sektor minyak kelapa sawit, pada tahun 2023, Koltiva telah meningkatkan keberlanjutan dengan membantu 2.100 perusahaan dan pedagang serta memberikan pelatihan dan pendampingan kepada lebih dari 5.600 produsen. Menanggapi permintaan yang meningkat dari konsumen dan badan regulasi, industri minyak kelapa sawit memprioritaskan keberlanjutan dan pelacakan dalam rantai pasokannya. 
 
 
Sejak tahun 2017, Koltiva telah bermitra dengan perusahaan multinasional dan lokal untuk membentuk kembali pasar, menjadikan minyak kelapa sawit berkelanjutan sebagai standar dan mencapai pelacakan dari perkebunan hingga produk akhir, melacak dan menelusuri barang dari benih hingga meja, serta memungkinkan mereka untuk melindungi dan meningkatkan ekosistem alami, sambil meningkatkan kesejahteraan produsen minyak kelapa sawit kecil dan komunitas pedesaan.
 
Sadar berkelanjutan
 
Pertumbuhan bisnis Koltiva dipicu oleh semakin banyak konsumen yang tidak hanya mencari produk berkualitas tetapi juga yang diproduksi secara berkelanjutan. "Mereka ingin memastikan bahwa produk yang mereka konsumsi tidak merusak lingkungan dan memperhatikan kesejahteraan masyarakat dalam rantai pasok," kata Tika. 
 
Hal ini mendorong perusahaan untuk beralih ke solusi yang menjamin keterlacakan, transparansi, dan keberlanjutan. 
 
Regulasi yang semakin ketat dari pemerintah di berbagai negara, seperti EU Deforestation-Free Regulation (EUDR), juga berperan penting. Peraturan ini memaksa perusahaan untuk memastikan produk mereka bebas dari deforestasi dan mematuhi standar lingkungan global.
 
Ketiga, dari sisi produsen, para petani semakin sadar akan pentingnya teknologi. Mereka menyadari bahwa teknologi tidak hanya membantu mematuhi regulasi lingkungan, tetapi juga meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan memperluas akses pasar. Perubahan ini didorong oleh peningkatan edukasi, pelatihan, dan akses yang lebih mudah terhadap teknologi.
 
Platform seperti KOLTIVA memberikan solusi nyata bagi produsen, mulai dari aplikasi yang dapat diakses secara offline untuk praktek pertanian berkelanjutan, hingga layanan finansial seperti akses pembukaan tabungan melalui dompet digital KoltiPay, pinjaman pupuk yang dibayar dengan hasil panen melalui aplikasi FarmCloud, hingga pembelian agri input ke kiosks terdekat. Petani juga mendapat akses ke pasar yang lebih luas dan pembayaran digital dari kolektor atau pedagang. Dorongan dari pasar global dan permintaan konsumen akan keterlacakan produk juga memotivasi petani untuk beradaptasi dengan teknologi.
 
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non pemerintah turut mempercepat adopsi teknologi di kalangan petani, memperkuat literasi teknologi mereka, dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.
 
Platform KOLTIVA memberikan solusi nyata bagi produsen, mulai dari aplikasi yang dapat diakses secara offline untuk praktek pertanian berkelanjutan. 
 
Selain itu ada juga layanan finansial seperti akses pembukaan tabungan melalui dompet digital KoltiPay, pinjaman pupuk yang dibayar dengan hasil panen melalui aplikasi FarmCloud, hingga pembelian agri input ke kiosks terdekat. 
 
Petani juga mendapat akses ke pasar yang lebih luas dan pembayaran digital dari kolektor atau pedagang. Dorongan dari pasar global dan permintaan konsumen akan keterlacakan produk juga memotivasi petani untuk beradaptasi dengan teknologi.
 
Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan organisasi non-pemerintah turut mempercepat adopsi teknologi di kalangan petani, memperkuat literasi teknologi mereka, dan meningkatkan daya saing di pasar internasional.
 
Berikut ini beberapa teknologi aplikasi yang tersedia untuk para pelaku rantai pasok yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan: 
  1. Aplikasi untuk petani (FamCloud), memudahkan petani mendapat akses digital untuk materi praktik pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), akses ke produk-produk pertanian berkualitas, akses ke inklusi finansial lewat layanan pembayaran digital, tabungan hingga pembayaran rutinitas sehari hari, informasi harga komoditas, serta akses ke pasar yang lebih luas. 
  2. Aplikasi untuk pemilik toko pertanian (FarmRetail), hadir sebagai marketplace yang memiliki akses untuk menjangkau para produsen terdekat, serta akses ke distributor terpercaya dan dapat diandalkan. 
  3. Aplikasi untuk pedagang/kolektor (FarmGate) yang mampu membantu pencatatan keuangan serta aktivitas transaksi hasil tani lewat pembayaran digital, atau bahkan split payment (sebagian diterima dalam bentuk uang tunai). Fitur split payment ini hadir untuk mendukung perilaku pengguna di rural area yang seringkali membutuhkan uang tunai pada saat transaksi hasil tani, dan di sisi lain tetap mendukung upaya digitalisasi yang memudahkan produsen dalam melakukan transaksi yang aman, dan nyaman. 
Saat ini, produsen yang memanfaatkan teknologi dari KOLTIVA tidak dikenakan biaya langsung. Sebab, mitra agribisnis kami yang menyediakan hal tersebut untuk para produsen dalam rantai pasokan mereka. 
 
Teknologi ini mencakup aplikasi FarmCloud untuk produsen, FarmRetail untuk pemilik kios agri-input, dan FarmGate untuk kolektor atau pedagang. Dengan dukungan ini, agribisnis dapat memastikan keterlacakan dan keberlanjutan di seluruh rantai pasokan mereka, sambil memberikan nilai tambah kepada produsen melalui peningkatan produktivitas dan akses pasar yang lebih luas.
 
Para produsen dari perusahaan yang menjadi klien dan mitra kami bisa menggunakan akses aplikasi mulai dari akses ke digital literasi, finansial literasi serta melakukan transaksi pembelian dengan dompet digital yang memiliki tarif biaya transaksi masing masing. 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Danielisa Putriadita
TAG: