KONTAN.CO.ID - Industri wisata pertanian dan perkebunan (agrowisata) Taiwan gencar merambah pasar Asia. Salah satu yang belakangan ini serius digarap yaitu pasar Indonesia, dengan penduduk mayoritas beragama Islam. Asosiasi industri agrowisata Taiwan alias Taiwan Leisure Farm Development Association (TLFDA) membidik sekitar 10.000 pengunjung dari Indonesia pada tahun ini. Target tersebut naik dibandingkan pencapaian tahun lalu sekitar 7.000 pengunjung. Sekadar gambaran, sebagai asosiasi, TLFDA membantu mengembangkan kualitas layanan, brand images hingga pemasaran leisure farm anggotanya. Saat ini, TLFDA memiliki 170 anggota. Jumlah itu mencapai 56% dari total leisure farm yang ada di Taiwan.
Setiap destinasi menawarkan panorama dan objek wisata yang unik dan variatif. Misalnya, Shangrilla Leisure Farm menyajikan panorama khas pegunungan dan hamparan bukit hijau mengelilingi resort. Shangrilla dibangun di kaki Pegunungan Dayuan, dengan ketinggian 250 meter di atas permukaan laut. Selain aroma khas pegunungan, pengunjung bisa menjumpai katak primitif dan kupu-kupu yang berterbangan bebas. Ada pula atraksi unik, seperti lentera terbang (sky lantern) dan membuat makanan khas Taiwan. Di lokasi lain, Taiyi Ecological Leisure Farm, bunga menjadi bagian terpenting. Tak heran, bunga dihadirkan dalam berbagai sajian, mulai dari taman bunga, flower hall, hingga menjadi menu makanan (flower meal). Selain bunga empat musim, di lokasi wisata seluas 13 hektare ini juga dapat dijumpai kebun markisa, strawberry hingga taman hutan tropis. Yang pasti, ketujuh destinasi wisata ini menyuguhkan juga menu makanan dan minuman yang halal. Sebagian besar yang disajikan bahan makanan organik hasil perkebunan sendiri.