KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (
APLN) mencatatkan pendapatan prapenjualan alias
marketing sales sebesar Rp 796,3 miliar di semester I-2024.
Corporate Secretary APLN Justini Omas mengatakan, raihan
marketing sales APLN sebesar Rp 796,3 miliar di luar pajak penghasilan (PPh) di semester I 2024, naik 38% secara tahunan alias year on year (yoy) dari Rp 578,5 miliar. Proyek perumahan APLN di antaranya Podomoro Park Bandung, Bukit Podomoro Jakarta dan Parkland Podomoro Karawang.
“Sementara segmen apartemen meliputi proyek apartemen Podomoro City Deli Medan dan Podomoro Golf View,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (30/7). Melansir laporan keuangan, APLN mencatatkan kenaikan penjualan dan pendapatan usaha di paruh pertama tahun ini. Perseroan juga berhasil mengurangi kerugiannya dari periode sama tahun lalu. APLN mengantongi penjualan dan pendapatan usaha sebesar Rp 1,88 triliun di semester I 2024, naik tipis dari Rp 1,86 triliun di semester I 2023. Secara rinci, penjualan sebesar Rp 1,16 triliun dan pendapatan berulang sebesar Rp 723,52 miliar. Namun, APLN masih mencatatkan rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 27,77 miliar di semester I 2024. Ini berhasil ditekan dari rugi bersih Rp 103,37 miliar di periode sama tahun lalu.
Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Tekan Rugi ke Rp 27,77 Miliar di Semester I 2024 Per akhir Juni 2024, jumlah aset APLN tercatat Rp 26,72 triliun, turun dari Rp 28,32 triliun di akhir Desember 2023. Jumlah ekuitas turun tipis ke Rp 13,40 triliun, dari Rp 13,45 triliun di akhir tahun lalu. Terkait liabilitas, APLN mampu melakukan pelunasan atas seluruh pinjaman Senior Notes milik anak usaha di Singapura, APL Realty Holdings Pte.Ltd., senilai US$ 300 juta. Obligasi ini diterbitkan pada tahun 2017. Pada tanggal 3 Juni 2024, APLN membayar sisa pinjaman sebesar US$ 131,96 juta. Sebelumnya, pada Juli 2023, APL Realty telah melakukan Tender Offer dan berhasil membeli kembali sebagian Senior Notes sebanyak US$ 168,04 juta. Pelunasan utang obligasi dolar Amerika Serikat (AS) dengan konversi ke pinjaman dalam rupiah membuat seluruh pembiayaan sejalan dengan sumber pendapatan yang diperoleh APLN. Alhasil, jumlah liabilitas APLN turun ke Rp 13,32 triliun di semester I, dari Rp 14,87 triliun di akhir 2023.
“Likuiditas perusahaan juga semakin kuat seiring hilangnya tekanan akibat peningkatan beban bunga utang dalam valuta asing,” katanya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari