Agung Podomoro Bidik Marketing Sales Rp 800 Miliar dari Peluncurkan 3 Klaster Baru



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) menetapkan target marketing sales sebesar Rp 800 miliar untuk proyek Kota Podomoro Tenjo pada 2024. 

Ditemui Kontan pada acara Fantastic Millennial Home di Central Park, Chief Marketing Officer Kota Podomoro Tenjo Zaldy Wihardja menuturkan dari pameran yang berlangsung selama satu minggu ini, pihaknya membidik marketing sales Rp 50 miliar.

"Dari pameran yang berlangsung selama seminggu ini, kami targetnya bisa menjual 100 unit rumah atau sekitar Rp50 miliar," paparnya, Jakarta, Selasa (23/4).


Lebih lanjut, Zaldy menuturkan bahwa penjualan unit rumah di Kota Podomoro Tenjo terus mencatat kinerja yang apik. 

Baca Juga: Agung Podomoro Land (APLN) Siapkan Sejumlah Strategi Bisnis pada Tahun Ini

Diluncurkan pertama kali saat pandemi Covid 2019, kini pihaknya telah menjual sebanyak 6.000 unit rumah. Proyek Kota Podomoro Tenjo juga telah mengembangkan 150 hektare lahan dari total 650 hektare lahan yang dimilikinya. 

Kali ini, Kota Podomoto Tenjo meluncurkan tiga tipe klaster baru yang dibanderol harga mulai dari Rp 270 juta hingga Rp 550 juta. Tiga klaster ini, terdiri dari dua tipe rumah deluxe yang disebut dengan rumah Milenial yang dibanderol mulai dari Rp 270 juta dengan angsuran Rp 1,8 juta per bulan dan 20 tahun KPR. 

Lalu yang kedua adalah rumah tipe premium yang mulai dibanderol dari harga Rp 500 jutaan. Rumah premium ini terletak dekat dengan Kawasan Berorientasi Transit (TOD) besar. 

"Perbedaan rumah antara tipe deluxe dan premium itu terletak pada infrastrukturnya. Kalau rumah deluxe infrastruktur listriknya masih di atas ,sedangkan tipe premium sudah berada di bawah tanah," imbuhnya.

Baca Juga: Agung Podomoro (APLN) Bukukan Penjualan Rp 4,68 Triliun di Tahun 2023

Lalu tipe ketiga yang diluncurkan adalah rumah toko yang dibanderol dengan harga mulai dari Rp500 juta. Gaya ruko tersebut mengambil desain ala klasik Amerika dan terdapat di tengah-tengah kawasan terpadat. Zaldy mengatakan, di sekitar ruko tersebut akan ada sekitar 5.000 unit hingga 8.000 unit rumah.

Lebih lanjut, Zaldy menejelaskan mengapa pihaknya khusus membidik menjual rumah untuk Milenial. Dia mengatakan porsi milenial di antaranya generasi lain menempati porsi sekitar 24% namun masih 40% di antaranya belum memiliki rumah. 

 
APLN Chart by TradingView

"Sebenarnya kami tidak membatasi produk hanya untuk milenial saja tetapi untuk mereferensikan kepada generasi muda dan produktif. Milenial rata-rata berusia 30 tahun, sehingga sudah memiliki gaji dan mencicil rumah. Generasi Z pun sebenarnya juga masuk, sebab usia 21 tahun 22 tahun memiliki gaji pertama, sudah dapat mencicil Rp 1,8 juta per bulan," urainya. 

Mengenai perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP), Zaldy mengakui saat ini hanya memiliki stok 50 unit rumah. Pihaknya sudah banyak menjual unit rumah sebelum insentif diberlakukan, selain itu, Agung Podomoro biasanya melakukan pembangunan rumah setelah pasti laku terjual. 

Baca Juga: APLN Dibayangi Risiko Gagal Bayar Obligasi Jatuh Tempo

"Karena di Podomoro kami membangun rumah yang sudah laku terjual saja. Stok 50 unit rumah yang ada saat ini pun merupakan sisa pembatalan atau perpindahan unit. Dan ini tersisa dari penjualan rumah di klaster awal seperti, Kalamenta, Kana, Kenanga, sama Kaliandra, dan ada yang premium juga seperti Angsana, Burgundy, dan Citrus," jelasnya. 

Zaldy optimistis pihaknya dapat menghabiskan stok 50 unit rumah yang tersisa saat ini. Dia menambahkan, di tengah pelemahan rupiah terhadap dollar serta perang yang berkecamuk di Timur Tengah, bisnis properti akan terus berjalan dan tumbuh. 

Ia mencatat hingga saat ini belum merasakan efek signifikan dari kedua hal hal tersebut. Menurut dia, saat ini di Indonesia sebesar 60% hingga 70% pasar dikuasai konsumsi dalam negeri. 

"Jadi sampai sejauh ini, kondisi tersebut belum memberikan dampak ke harga juga, namun kita juga masih akan tetap keluarkan promo supaya orang tidak fokus ke situ (perang) di kehidupan juga. Sejauh ini tidak ada, dan semoga tidak akan ada efek buruk, semua masih aman dan bagus," tutupnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli