KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) masih optimistis bisnis properti akan tumbuh tahun ini. Perusahaan telah menetapkan bisa mencapai target
marketing sales atau pra-penjualan Rp 4,9 triliun. Target tersebut sebetulnya cenderung stagnan dibanding pencapaian tahun 2017 yang mencapai Rp 5,07 triliun. Namun, jika dilihat dari sisi penjualan properti, target tersebut masih mengalami pertumbuhan. Indra W. Antono, Wakil Direktur Utama APLN mengatakan, perolehan
marketing sales tahun lalu tidak sepenuhnya dari penjualan properti, tapi didukung dari hasil penjualan lahan industri. Agung Podomoro berhasil menjual lahan seluas 216 hektare (ha) di Karawang, Jawa Barat kepada China Fortune Land Development (CFLD) senilai Rp 1,4 triliun.
Sehingga total pra-penjualan dibukukan APLN tahun lalu yang murni berasal dari bisnis properti hanya sekitar Rp 3,6 triliun. "Dengan begitu target perusahaan tahun ini masih mengalami pertumbuhan. Kami masih optimistis, properti tumbuh tahun ini karena pasarnya memang masih ada," jelas Indra pada Kontan.co.id, Selasa (20/2). Untuk mencapai target tersebut, APLN masih akan lebih banyak mengandalkan pasokan yang ada dan pengembangan proyek-proyek eksisting. Sedangkan proyek yang benar-benar baru yang akan dirilis perusahaan tahun ini hanya ada satu, yang berlokasi di Bandung. Indra bilang, proyek-proyek eksisting yang akan menjadi andalan APLN di antara Superblok Podomoro Deli City di Medan, Apartemen Orchad View di Batam, dan proyek Taruna City Karawang. Tahun ini, APLN akan memasarkan satu tower kondominium baru dan satu tower perkantoran yang merupakan bagian dari proyek Podomoro Deli City yang saat ini sedang dalam proses konstruksi. Proyek yang berdiri di atas lahan seluas 5,2 ha tersebut mencakup tujuh tower hunian, perkantoran dan mall. Tiga tower dari hunian vertikal tersebut terintegrasi dengan mall dan sudah hampir habis terjual. Sedang empat tower lagi berupa kondominium dibangun terpisah dari kawasan mall, di mana tiga tower sudah dipasarkan sejak dua tahun lalu. "Satu tower kondominium ini memang kami sengaja belum pasarkan menunggu progres konstruksi proyek signifikan dulu dan akan dipasarkan tahun ini bersama dengan perkantoran strata title," jelas Indra. Kondominium tower anyar tersebut akan dipasarkan mulai semester I ini dengan harga mulai sekitar Rp 35 juta per meter persegi (m2). Sedangkan unit-unit perkantoran rencananya akan dijual dengan harga Rp 32 jutaan per m2. Sedangkan di Karawang akan dipasarkan satu kompleks ruko tiga lantai yang akan dilego dengan harga sekitar Rp 3 miliar - Rp 5 miliar per unitnya. Sementara proyek anyar yang akan dikembangkan di Bandung adalah kawasan perumahan bertajuk Podomoro Park Buah Batu yang akan dibangun di lahan seluas 100 hektare (ha). Indra bilang, proyek ini akan dirilis pada kuartal II 2018. Sekitar 10 ha dari kawasannya akan dikembangkan menjadi area komersial untuk mendukung kawasan perumahan tersebut. Kawasan residensialnya dan komersialnya akan dikembangkan masing-masing dalam tiga tahap. Tahap pertama, APLN akan mengembangkan residensial dari sepertiga lahan dengan total rumah sebanyak 1.000 unit. Sementara untuk total hunian yang akan dibangun untuk seluruh kawasan residensial ini ditargetkan bisa mencapai 3.000 unit.
Tahapan awal kawasan residensial juga akan dipasarkan secara bertahap pula. Tahap pertama, APLN baru akan meluncurkan 500 unit rumah tapak dalam tiga kluster yang akan dibanderol dengan harga mulai Rp 1,3 miliar. Sementara untuk pengembangan proyek
recurring income, APLN akan melanjutkan pembangunan hotel di proyek Vimala Hills Bogor. Indra bilang, pembangunan hotel yang akan dioperasikan Pullman tersebut akan sedang dalam tahap finising dan ditargetkan akan beroperasi pada semester II 2018. Dengan beroperasinya mall tersebut maka APLN menargetkan bisa mengantongi pendapatan berulang atau
recurring income sekitar Rp 1,7 triliun tahun ini, meningkat dari tahun lalu yang diperkirakan mencapai Rp 1,5 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia