Agung Sedayu kepincut bisnis bioskop



JAKARTA. Asyik berkecimpung di bisnis properti dengan strategi promosi: "Senin harga naik", tak membikin Agung Sedayu Group tenggelam dalam bisnis ini saja. Grup perusahaan milik taipan Sugianto Kusuma alias Aguan itu tengah bersiap  terjun ke bisnis bioskop.

Kabar ini menguar kencang dari para pelaku industri. Salah satunya, Kemala Atmojo, Kepala Badan Perfilman Indonesia (BPI). "Saya sudah mendengar kabar itu sejak setengah tahun yang lalu," tandas Kemala, kepada KONTAN, Minggu (21/2).

Kabar yang beredar menyebut, Agung Sedayu Group tak lama lagi akan membuka bioskop di pusat perbelanjaan milik sendiri. Grup perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki pemilik Artha Graha Group yakni Tomy Winata tersebut, antara lain,  memiliki Mall of Indonesia, Grand Galaxy Park Mall dan Dharmawangsa Square.


Strategi membuka bioskop di pusat perbelanjaan sendiri tersebut mirip dengan yang  dilakoni Lippo Group. Grup bisnis yang didirikan oleh taipan Mochtar Riady itu berencana mengganti semua bioskop di pusat perbelanjaan mereka dengan bioskop milik sendiri yakni Cinemaxx.

Namun, sumber KONTAN yang tahu rencana ini bilang, aksi Agung Sedayu Group masuk bisnis bioskop, bukan hal baru. Kata dia, ketika PT Graha Layar Prima Tbk pertama kali membuka Blitzmegaplex, Agung Sedayu Group menjadi salah satu pemegang saham mayoritas bersama Quvat Management Pte. Ltd. 

Quvat adalah perusahaan investasi yang berdiri pada tahun 2006 dengan domisili perusahaan ini di Singapura.

Sayangnya, manajemen Agung Sedayu Group sendiri belum memberi konfirmasi atas kabar berbisnis bioskop ini. "Saya dari bagian pengelola gedung Sedayu tidak memperoleh informasi mengenai hal itu," kata Restu Mahesa, Residential Estate Director Agung Sedayu Group kepada KONTAN, Minggu (21/2).

Masuknya pemain baru di bisnis bioskop ini bakal meramaikan bisnis yang segera terbuka 100% bagi asing ini. "Investasi bioskop itu murah, hanya saja, pemainnya harus memiliki riset pasar yang kuat," kata Kemala.

Sebagai gambaran, dalam catatan KONTAN, PT Nusantara Sejahtera Raya, pemilik bioskop Cinema 21 (XXI), mengucurkan dana US$ 600.000 - US$ 650.000 untuk membuka satu layar di pusat perbelanjaan. Sementara Graha Layar Prima perlu investasi Rp 30 miliar untuk membangun satu bioskop.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto