JAKARTA. Manuver politik yang dilakukan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono, seolah tak terduga. Langkah Agus sebagai "pendatang baru" dalam perpolitikan dalam negeri ini cukup berani. Pada Rabu (9/11), Agus blusukan di basis suara PDI Perjuangan, yakni di RW 1, 2, dan 3, Kelurahan Pulogadung, Kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur.
Adapun PDI-P merupakan partai pengusung pasangan calon lainnya, yakni Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat. Ketua RW 01 Kelurahan Pulogadung, Suparno, adalah orang yang menyebut wilayahnya ini sebagai basis suara PDI-P. "Saya ingin terus terang, kalau di sini adalah 'kandang banteng' (PDI Perjuangan)," kata Suparno saat memberikan sambutan atas kedatangan Agus. Riuh tepuk tangan pun terdengar usai Suparno mengatakan hal tersebut. Suparno melanjutkan, peta politik sepertinya akan berubah pada Pilkada DKI Jakarta 2017, meskipun sebelumnya wilayahnya itu merupakan kantong suara PDI-P. Sebab, lanjut dia, ada keengganan warga untuk memilih Ahok-Djarot. Menurut dia, warga tidak merasakan perubahan signifikan yang lebih baik selama Ahok-Djarot memerintah. Permukiman warga terkena penertiban dan perbaikan lingkungan tidak dilakukan setelah penggusuran dua tahun lalu. "Pada Pilkada 2017, suara di sini akan berbalik dukungan (ke Agus)," kata Suparno. Sementara itu, Agus mengaku tidak melihat preferensi politik masyarakat di daerah tersebut. Blusukan ini, menurut dia, untuk berinteraksi dan mendengarkan aspirasi warga. Adapun pemilihan tempat blusukan merupakan tugas dari tim pemenangan. Agus yakin bahwa tim sudah lebih dulu memetakan daerah tersebut. "Saya syukuri karena saya datang dengan ketulusan, bukan ingin difoto di tengah-tengah masyarakat, bukan," kata Agus. PDI-P tak ambil pusing Menanggapi kedatangan Agus, pihak PDI Perjuangan nampak tak terlalu ambil pusing. Partai berlambang banteng itu tidak ingin mengklaim suatu daerah sebagai basis suara.
Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Gembong Warsono mengatakan, setiap calon berhak untuk blusukan di tempat mana pun, sekali pun mayoritas warga di lokasi tersebut memilih pasangan calon lain pada pilkada sebelum ini. Gembong menambahkan, dalam konteks Pilkada DKI Jakarta2017, PDI-P menganggap kampanye tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah suara nanti. "Karena rakyat sudah bisa menilai kinerja siapa untuk Jakarta ini," kata dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie