Agustus 2011, impor beras capai 1,62 juta ton



JAKARTA. Beras impor terus mengalir ke Indonesia meskipun volume beras yang masuk dicatat turun dalam beberapa bulan terakhir. Badan Pusat Statistik mencatat pada periode Januari hingga Agustus 2011, jumlah beras impor yang masuk ke Indonesia sudah mencapai 1,62 juta ton dengan nilai US$ 861,23 juta.

Impor tertinggi pada periode Januari hingga Agustus 2011 berasal dari Vietnam yang mencapai 905.930 ton atau 55,83%. Dari sisi nilai impor asal Vietnam yang bernilai US$ 460,28 juta ini mencapai 53,44%. Pada semester ke dua tahun ini Perum Bulog juga memiliki kontrak impor beras kurang lebih 500.000 ton.

"Sampai hari ini (5/10) beras yang sudah masuk dari Vietnam sudah mencapai 434.000 ton,” kata Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso ketika dihubungi KONTAN, Rabu(5/10).


Sementara itu kontrak impor beras asal Thailand sebesar 300.000 ton masih terkatung-katung karena permasalahan harga yang menurut pemerintah baru Thailand terlalu rendah. Sutarto mengatakan hingga saat ini mereka masih menunggu klarifikasi dari pihak Kedutaan Besar Indonesia yang berkedudukan di Thailand.

Sutarto sendiri mengatakan untuk urusan pasokan bahan pangan ini memang tidak bisa hanya bergantung kepada satu negara saja. Meskipun Thailand memang memiliki posisi sebagai eksportir beras terbesar di dunia dan memiliki perjanjian kerja sama antar pemerintah, kerja sama dengan sejumlah negara produsen seperti India terus dijajaki.

Untuk periode 2011-2012 Bulog mendapatkan kewenangan untuk mengimpor 1,6 juta ton beras. Sutarto mengatakan saat ini Bulog sudah mendapatkan komitmen dari sejumlah negara eksportir untuk menjual beras mereka ke Indonesia.

“Komitmen sudah ada bahwa mereka akan mengalokasikan sejumlah beras untuk kita, tetapi sekarang masih terus dibicarakan mengenai kontraknya,” kata Sutarto.

Meskipun beras impor terus masuk, harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dicatat stabil tinggi. Sekretaris Koperasi PIBC Nellys Soekidi mengatakan saat ini beras IR 64-3 dijual di kisaran Rp 6.800 per kg hingga Rp 6.900 per kg, IR 64-2 Rp 6.900 per kg hingga Rp 7.000 per kg dan beras IR 64-1 dijual di kisaran harga Rp 7.050 per kg hingga Rp 7.100 per kg.

“Adanya beras impor untuk operasi pasar ini berhasil menstabilkan harga beras. Kalau tidak ada OP pasti harga beras sudah melonjak, tetapi sekarang harga masih stabil tinggi,” kata Nellys ketika dihubungi kemarin.

Koperasi PIBC mencatat hingga saat ini pasokan beras masih normal dengan rata-rata pasokan 2.000 ton per hari dari daerah, ditambah beras OP sekitar 600 ton per hari. Apalagi Nellys mengatakan sejumlah daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah akan memasuki panen ke dua dalam dua pekan lagi.

“Mudah-mudahan panen gadu ini hasilnya baik sehingga bisa mengisi kebutuhan beras di daerah. Beberapa minggu lalu ada perubahan perilaku, beras dari Cipinang masuk ke Jawa Timur karena memang kondisi di sana kekurangan sehingga harga naik,” kata Nellys.

Meskipun demikian Nellys menilai panen gadu yang akan datang tidak akan mempengaruhi harga beras di pasaran. Soalnya, produksi kali ini jumlahnya kecil karena hanya daerah yang memiliki sistem pengairan yang bisa berproduksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.