Agustus, Penjualan AALI Rp 7,26 triliun



JAKARTA. Kinerja keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) masih tertekan lantaran merosotnya harga jual minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Sepanjang Januari-Agustus 2013, penjualan AALI menurun 2,99% menjadi Rp 7,26 triliun.

Ini karena harga jual CPO turun 13,4% menjadi Rp 6.735 per kilogram (kg) sepanjang delapan bulan di 2013. Padahal, volume penjualan CPO periode yang sama naik 12,4% menjadi 980.591 ton.

Kondisi ini membuat penjualan CPO AALI sepanjang delapan bulan di 2013 menurun 2,59% menjadi Rp 6,6 triliun. Periode yang sama tahun 2012, penjualan CPO AALI mencapai Rp 6,78 triliun.


Volume penjualan CPO AALI meningkat lantaran penjualan segmen lokal dan ekspor yang naik. "Penjualan CPO didominasi pasar lokal sebesar 98,4% dari total penjualan," tulis manajemen AALI, Selasa (24/9).

Sepanjang delapan bulan di 2013, volume penjualan CPO AALI segmen domestik naik 12,4% menjadi 965.092 ton. Porsi ekspor masih minim tapi tumbuh 14,9% menjadi 15.449 ton.

Penjualan kernel AALI di periode yang sama juga naik 72,8% menjadi 208.574 ton. Namun, harga jual kernel turun 23,5% menjadi Rp 3.001 per kg. Meski demikian, total penjualan kernel masih mampu naik 32,23% menjadi Rp 625,93 miliar.

Sementara itu penjualan minyak kernel alias palm kernel oil (PKO) AALI juga turun drastis 88,47% menjadi Rp 26,27 miliar dari sebelumnya Rp 227,92 miliar. Ini karena volume penjualan PKO turun 83,5% menjadi 4.251 ton. Begitu juga dengan harga jual rata-rata yang menurun 30,3% menjadi Rp 6.180 per kg.

Reza Nugraha, analis MNC Securities menilai, harga jual CPO AALI masih sulit untuk kembali naik. Ini lantaran pertumbuhan konsumsi dunia masih terbatas. Hingga kuartal III 2013, konsumsi CPO dunia hanya tumbuh 7% dibanding tahun lalu.

"Ini di bawah ekspektasi awal yang memperkirakan konsumsi CPO tahun ini bisa tumbuh 9%," ujar Reza. Terkait dengan hal itu, Reza hanya merekomendasikan, hold saham AALI di Rp 20.700. Selasa (24/9), harga AALI turun 1,55% ke Rp 19.050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana