BEIJING. Tingkat impor China meroket menembus rekor pada bulan lalu. Tidak hanya itu saja, tingkat ekspor juga naik melampaui estimasi ekonom. Data Biro Pabean China menunjukkan, pengiriman yang datang dari luar negeri melompat hingga 30,2% dibanding tahun sebelumnya pada Agustus menjadi US$ 155,6 miliar. Angka itu melampaui estimasi 29 ekonom yang disurvei Bloomberg yang hanya mematok pertumbuhan sebesar 21%. Sementara, tingkat pengiriman barang ke luar negeri juga naik melampaui prediksi sebesar 24,5%. Alhasil, neraca perdagangan China tercatat surplus sebesar US$ 17,76 miliar. Data yang dirilis hari ini tersebut menunjukkan, perekonomian China berhasil mengatasi dampak krisis utang Eropa serta pelemahan sentimen konsumen AS. "Data ini lebih baik ketimbang prediksi, mengingat adanya utang krisis Eropa serta guncangan di pasar finansial global. Sepertinya perekonomian riil berkembang lebih baik ketimbang pasar finansial," jelas Dong Tao, ekonom Credit Suisse AG di Hongkong. Hal senada juga diungkapkan oleh Liu Li-gang, ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd. "Data ekspor dan impor China menunjukkan bahwa perekonomian China berada dalam jalurnya meskipun terjadi perlambatan ekonomi global. Tingginya tingkat impor mengindikasikan permintaan domestik masih tetap kuat," jelas Li-gang.
Agustus, tingkat impor China melonjak menembus rekor
BEIJING. Tingkat impor China meroket menembus rekor pada bulan lalu. Tidak hanya itu saja, tingkat ekspor juga naik melampaui estimasi ekonom. Data Biro Pabean China menunjukkan, pengiriman yang datang dari luar negeri melompat hingga 30,2% dibanding tahun sebelumnya pada Agustus menjadi US$ 155,6 miliar. Angka itu melampaui estimasi 29 ekonom yang disurvei Bloomberg yang hanya mematok pertumbuhan sebesar 21%. Sementara, tingkat pengiriman barang ke luar negeri juga naik melampaui prediksi sebesar 24,5%. Alhasil, neraca perdagangan China tercatat surplus sebesar US$ 17,76 miliar. Data yang dirilis hari ini tersebut menunjukkan, perekonomian China berhasil mengatasi dampak krisis utang Eropa serta pelemahan sentimen konsumen AS. "Data ini lebih baik ketimbang prediksi, mengingat adanya utang krisis Eropa serta guncangan di pasar finansial global. Sepertinya perekonomian riil berkembang lebih baik ketimbang pasar finansial," jelas Dong Tao, ekonom Credit Suisse AG di Hongkong. Hal senada juga diungkapkan oleh Liu Li-gang, ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd. "Data ekspor dan impor China menunjukkan bahwa perekonomian China berada dalam jalurnya meskipun terjadi perlambatan ekonomi global. Tingginya tingkat impor mengindikasikan permintaan domestik masih tetap kuat," jelas Li-gang.