Agustus, transaksi di BBJ melejit 21,7%



JAKARTA. PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) membukukan volume transaksi multilateral bulan Agustus 2014 sebesar 40.688 lot. Volume transaksi ini naik 21,7% dibanding bulan sebelumnya.

Mengutip data BBJ, kenaikan volume transaksi bulan Agustus ditopang oleh hampir semua komoditas. Volume transaksi kakao melonjak tajam 58,27% dibanding bulan sebelumnya menjadi 3.604 lot. Dimana volume transaksi kopi bulan Agustus naik 28% menjadi 23.100 lot dan volume transaksi emas naik 26,7% menjadi 9.785 lot. Namun, untuk transaksi olein volumenya turun 22% menjadi 4.199 lot.

Transaksi emas yang paling banyak diminati sepanjang Agustus adalah gulir emas mini dengan satuan USD. Volume transaksi ini meningkat 1019% dibanding periode sebelumnya menjadi 2.240 lot. Namun, di sisi lain, volume transaksi gulir indeks emas merosot tajam 99,73% dari bulan Juli.


Bulan Agustus, gulir indeks emas hanya mencatatkan transaksi 1 lot. Untuk transaksi kopi, Kopi Robusta memberikan kontribusi lebih besar dibanding Kopi Arabika. Di sisi lain, transaksi olein dengan satuan 10 ton dan 20 ton menyusut di banding bulan lalu.

Direktur PT Bursa Berjangka Jakarta, Bihar Sakti Wibowo mengungkapkan tiga faktor yang mengerek kenaikan volume transaksi multilateral. Pertama, kondisi pasar yang fluktuatif. Menurutnya, pelaku pasar cenderung memanfaatkan peluang saat kondisi pasar pergerakan pasar relatif ekstrem.

Kedua, lonjakan transaksi merupakan buah dari intensnya sosialisasi yang dilakukan BBJ bersama anggota bursa kepada pelaku pasar. Ketiga, ramainya volume transaksi ditunjang oleh online trading system yang semakin berjalan baik.

“Dengan menggunakan online trading system, pelaku pasar dapat bertransaksi dimanapun menggunakan gadget mereka. Ini sangat memudahkan,” jelas Bihar kepada KONTAN.

Di sisi lain, penurunan volume transaksi yang dialami oleh olein lantaran harga CPO, sebagai produk penghasil olein, sedang mengalami kejatuhan harga. Saat ini, pelaku pasar masih mengamati batas bawah penurunan harga CPO. Oleh karena itu, belum banyak yang tertarik masuk meramaikan transaksi komoditas ini.

Ke depannya, Bihar menilai, prospek volume transaksi multilateral akan semakin ramai. Sebab, kondisi pasar masih mendukung, dimana fluktuasi harga yang terjadi bisa sangat tajam. Hal ini dimanfaatkan pelaku pasar, baik yang bertujuan hedging maupun spekulan.

Selain emas yang sudah diketahui fluktuatifnya, kini, kopi mulai dilirik sebagian pelaku pasar karena pergerakannya cukup ekstrim. “Pelaku pasar coba memanfaatkan moment ini. Itulah sebabnya transaksi kopi cukup tinggi,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan