JAKARTA. Lama dirancang, proyek
mass rapid transit (MRT) Jakarta akhirnya digarap. Kemarin, proyek ini masuk tahap
ground breaking alias mulai dibangun. Proyek MRT ini akan dikerjakan dalam dua tahap Tahap
pertama, jalur Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia (HI) sepanjang 15,7 kilometer (km). Setelah ini kelar, berlanjut ke tahap
kedua, jalur Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang 8,1 km. Setelah
ground breaking, proyek ini akan mulai dilakukan pengerjaan pembangunan MRT, seperti pemindahan Terminal Lebak Bulus, Stadion Lebak Bulus, penerangan jalan umum, dan halte. Selain itu, akan dilakukan pelebaran Jalan Fatmawati, pembangunan kantor proyek, dan beberapa pekerjaan lainnya.
Semua pekerjaan persiapan itu ditargetkan kelar tahun ini. Setelah itu, pada Januari tahun depan, pengerjaan fisik proyek ini mulai berjalan. Cucu A. Kurnia, Juru Bicara Pemprov DKI Jakarta mengatakan, pencanangan ini adalah tahap awal pekerjaan persiapan pembangunan MRT. "Ini sebagai langkah serius sekaligus strategis dari Pemprov DKI dalam membenahi persoalan transportasi di Jakarta," katanya, kemarin. Ia bilang, MRT akan menjadi moda transportasi andalan dan tulang punggung pembenahan transportasi di Jakarta. "Dengan MRT, masyarakat diberikan pilihan moda transportasi yang aman, nyaman, dan tepat waktu," janjinya. Pemerintah berharap, MRT tahap pertama ini sudah bisa beroperasi melayani masyarakat pada akhir tahun 2016.
Corporate Communication Manager PT MRT Jakarta Manpala Gupta Sitorus menambahkan, total kebutuhan konstruksi MRT tahap pertama mencapai Rp 17 triliun. Proyek ini mendapat pendanaan dari Jepang. Biaya tersebut untuk pembangunan rel sepanjang 15,7 kilometer dan 13 stasiun pemberhentian, yang terdiri dari tujuh stasiun layang dan enam bawah tanah. Soal kapasitas angkutan, pada tahun pertama beroperasi PT MRT Jakarta akan memiliki sekitar 16 rangkaian kereta. Setiap rangkaian kereta terdiri dari enam gerbong. "Setiap gerbong mampu memuat sekitar 250 orang. "Berarti sekali jalan bisa angkut 1.500 orang. MRT akan ada setiap lima menit sekali," kata Manpala yakin. Bila proyek ini jadi, efeknya terhadap penurunan kemacetan di Jakartatentu cukup signifikan. Jika disimulasikan, satu mobil bisa mengangkut 2-3 orang, maka jumlah mobil yang dapat dikurangi di koridor tersebut dengan kehadiran MRT cukup besar.
Tentang tarif MRT, Manpala mengatakan, sejauh ini masih dalam kajian. "Yang jelas, tiket akan disesuaikan dengan kemampuan membayar calon penumpang kelak," imbuhnya. Manpala menambahkan, untuk tender pengerjaan konstruksi MRT, saat ini sudah dituntaskan tahap prakualifikasi. Ada 10 konsorsium yang lolos tahap prakualifikasi dan selanjutnya akan masuk tahap penawaran tender. Ke-10 konsorsium itu terdiri dari sejumlah perusahaan konstruksi asal Jepang dan Indonesia. Pemain lokal yang lolos prakualifikasi antara lain, PT Waskita Karya, PT Wijaya Karya Tbk, dan PT Adhi Karya Tbk, dan PT Hutama Karya. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: