KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Vaksin CoronaVac produksi Sinovac Biotech sudah datang di banyak negara berkembang. Sebut saja seperti di Indonesia, Brasil, hingga Turki. Meski vaksin Sinovac sudah mendarat dan siap untuk dipakai, ahli medis di Amerika Serikat khawatir dengan rekam jejak perusahaan asal China tersebut. Mengutip Washington Post, Sinovac ternyata memiliki sejarah penyuapan di China. Persoalan suap ini memang bukan di era vaksin Covid-19. Skandal penyuapan terungkap pada 2016 silam, di mana Sinovac menyuap Badan Pengawas Obat dan Makanan China. Suap tersebut ternyata terkait dengan izin pengembangan vaksin SARS pada 2003 dan flu babi pada 2009. Sinovac juga mengakui kasus suap yang melibatkan pemimpinnya, Weidong Yin. perusahaan menyebutkan tak bisa menolak permintaan sejumlah uang dari pejabat saat itu sehingga mau tidak mau terjadilah penyuapan. Yin yang juga merupakan pendiri dan kepala eksekutif perusahaan juga mengaku telah membayar suap lebih dari US$ 83.000 periode 2002-2011. Sebagai imbalannya, pejabat regulasi akan mengupayakan sertifikasi vaksin Sinovac untuk SARS, flu burung, dan flu babi.
Ahli medis AS khawatir sejarah penyuapan Sinovac sang produsen vaksin Covid-19
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Vaksin CoronaVac produksi Sinovac Biotech sudah datang di banyak negara berkembang. Sebut saja seperti di Indonesia, Brasil, hingga Turki. Meski vaksin Sinovac sudah mendarat dan siap untuk dipakai, ahli medis di Amerika Serikat khawatir dengan rekam jejak perusahaan asal China tersebut. Mengutip Washington Post, Sinovac ternyata memiliki sejarah penyuapan di China. Persoalan suap ini memang bukan di era vaksin Covid-19. Skandal penyuapan terungkap pada 2016 silam, di mana Sinovac menyuap Badan Pengawas Obat dan Makanan China. Suap tersebut ternyata terkait dengan izin pengembangan vaksin SARS pada 2003 dan flu babi pada 2009. Sinovac juga mengakui kasus suap yang melibatkan pemimpinnya, Weidong Yin. perusahaan menyebutkan tak bisa menolak permintaan sejumlah uang dari pejabat saat itu sehingga mau tidak mau terjadilah penyuapan. Yin yang juga merupakan pendiri dan kepala eksekutif perusahaan juga mengaku telah membayar suap lebih dari US$ 83.000 periode 2002-2011. Sebagai imbalannya, pejabat regulasi akan mengupayakan sertifikasi vaksin Sinovac untuk SARS, flu burung, dan flu babi.