JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memberi lampu hijau untuk membangun dua ruas dari enam ruas jalan tol dalam kota. Dua ruas tersebut adalah Semanan-Sunter dan Sunter-Pulo Gebang. Kedua ruas tersebut dianggap paling memungkinkan untuk dibangun karena terkait arus logistik dan distribusi barang dari dan menuju pelabuhan. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balaikota, Selasa (5/2). Menurut Ahok, penolakan terhadap jalan tol harus dilihat dulu. Menurutnya, yang harus ditolak adalah jika jalan tol itu dibangun untuk menuju kawasan perumahan. "Kalau untuk logistik kami setuju," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini. Akan tetapi, untuk mengakomodir tujuan tersebut, kedua ruas tol tersebut harus dipastikan terhubung ke Tanjung Priok dan tak berhenti hingga Sunter saja, jika tak sampai Tanjung Priok, Pemprov akan menolaknya. Lebih jauh, Ahok bilang kalau ada pihak yang menantang pembangunan jalan tol tersebut, ia akan bertanya balik kepada pihak tersebut, "Kasih tahu saya, harus lewat mana lagi ?," kata Ahok. Ahok menilai untuk mengakses jalan arteri non-tol wilayah Utara Jakarta itu hampir tak mungkin lagi karena kemacetannya sudah sulit diurai. Sedangkan, logistik dan distribusi ini menjadi sesuatu yang penting. Ia berdalih jika memaksakan jalan arteri dan imbasnya bertambah kemacetan, maka berapa nilai kerugian yang mesti ditanggung pengusaha, serta bagaimana daya saing usaha. Selain itu, Ahok menilai bahwa Transjakarta diharapkan boleh tembak langsung lewat di kedua ruas tol itu. "Karena di Pelabuhan ada sekitar 3.000-5.000 pekerja, maka mobilitas mereka bisa tertangani dengan Transjakarta yang lewat di ruas tol itu," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ahok: Dua ruas tol harus sampai Tanjung Priok
JAKARTA. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI memberi lampu hijau untuk membangun dua ruas dari enam ruas jalan tol dalam kota. Dua ruas tersebut adalah Semanan-Sunter dan Sunter-Pulo Gebang. Kedua ruas tersebut dianggap paling memungkinkan untuk dibangun karena terkait arus logistik dan distribusi barang dari dan menuju pelabuhan. Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Balaikota, Selasa (5/2). Menurut Ahok, penolakan terhadap jalan tol harus dilihat dulu. Menurutnya, yang harus ditolak adalah jika jalan tol itu dibangun untuk menuju kawasan perumahan. "Kalau untuk logistik kami setuju," ujar mantan Bupati Belitung Timur ini. Akan tetapi, untuk mengakomodir tujuan tersebut, kedua ruas tol tersebut harus dipastikan terhubung ke Tanjung Priok dan tak berhenti hingga Sunter saja, jika tak sampai Tanjung Priok, Pemprov akan menolaknya. Lebih jauh, Ahok bilang kalau ada pihak yang menantang pembangunan jalan tol tersebut, ia akan bertanya balik kepada pihak tersebut, "Kasih tahu saya, harus lewat mana lagi ?," kata Ahok. Ahok menilai untuk mengakses jalan arteri non-tol wilayah Utara Jakarta itu hampir tak mungkin lagi karena kemacetannya sudah sulit diurai. Sedangkan, logistik dan distribusi ini menjadi sesuatu yang penting. Ia berdalih jika memaksakan jalan arteri dan imbasnya bertambah kemacetan, maka berapa nilai kerugian yang mesti ditanggung pengusaha, serta bagaimana daya saing usaha. Selain itu, Ahok menilai bahwa Transjakarta diharapkan boleh tembak langsung lewat di kedua ruas tol itu. "Karena di Pelabuhan ada sekitar 3.000-5.000 pekerja, maka mobilitas mereka bisa tertangani dengan Transjakarta yang lewat di ruas tol itu," katanya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News