JAKARTA. Luasnya wilayah yang terdampak banjir pada pekan ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama naik pitam. Ia menganggap diputusnya aliran listrik oleh PLN untuk menghidupkan pompa penyedot air menjadi penyebab sejumlah wilayah DKI terendam banjir. "PLN punya negara bukan punya negara lain. PLN bisa nggak sih jamin ada aliran listrik. PLTU ada ada di Waduk Pluit loh sampingnya. PLTU 2 loh, masa sih PLN nggak bisa jamin dengan 2 PLTU supaya pompa selalu ada listrik lebih mudah kan?" kata pria yang akrab disapa Ahok saat meninjau Tanggul Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2). Dikatakannya, bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipaksa menggunakan genset supaya pompa air bisa tetap bekerja, bisa dibayangkan dalam dua hari dibutuhkan 13 ribu ton solar. Bila dikalkulasikan dalam rupiah maka dalam dua hari untuk kebutuhan solar saja DKI harus merogoh kocek Rp 90 juta atau bila dirata-ratakan Rp 45 juta dalam satu hari. Itu hanya untuk satu titik saja.
Ahok: Masa PLN tak bisa jamin listrik
JAKARTA. Luasnya wilayah yang terdampak banjir pada pekan ini membuat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama naik pitam. Ia menganggap diputusnya aliran listrik oleh PLN untuk menghidupkan pompa penyedot air menjadi penyebab sejumlah wilayah DKI terendam banjir. "PLN punya negara bukan punya negara lain. PLN bisa nggak sih jamin ada aliran listrik. PLTU ada ada di Waduk Pluit loh sampingnya. PLTU 2 loh, masa sih PLN nggak bisa jamin dengan 2 PLTU supaya pompa selalu ada listrik lebih mudah kan?" kata pria yang akrab disapa Ahok saat meninjau Tanggul Sunter, Jakarta Utara, Kamis (12/2). Dikatakannya, bila Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dipaksa menggunakan genset supaya pompa air bisa tetap bekerja, bisa dibayangkan dalam dua hari dibutuhkan 13 ribu ton solar. Bila dikalkulasikan dalam rupiah maka dalam dua hari untuk kebutuhan solar saja DKI harus merogoh kocek Rp 90 juta atau bila dirata-ratakan Rp 45 juta dalam satu hari. Itu hanya untuk satu titik saja.