JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menolak dinas perhubungan DKI dikatakan lalai dalam pengawasan operasional taksi di Ibu Kota. Meski marak terjadi perampokan di taksi, Basuki mengatakan hal itu merupakan tugas kepolisian, bukanlah Dishub DKI. Lagipula, lanjut dia, Dishub DKI telah mengontrol taksi yang ada di Jakarta. "Kami sudah melakukan perbaikan (sistem), semua taksi sudah kami paksa pakai GPS (global positioning system). Artinya kalau kita naik taksi resmi, kita bisa kontrol," kata Basuki, di Balaikota, Kamis (4/12). Seluruh taksi resmi dan terdaftar di dishub DKI, lanjut Basuki, telah mengikuti prosedur yang ada. Yakni dengan pemasangan GPS di kendaraan, pemasangan kontak perusahaan taksi, nomor taksi, dan lainnya. Oleh karena itu, ia mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan taksi. Warga lebih baik memesan taksi dengan menelepon terlebih dahulu daripada sekadar memanggil taksi di jalan raya. "Jangan main cegat-cegat (taksi) di jalan. Kalau Anda main panggil-panggil taksi di jalan, bahaya, tidak bisa bedakan mana taksi asli dan palsu. Nanti kalau sistem ERP (electronic road pricing) sudah jalan, kami bisa deteksi pelat nomor palsu," kata Basuki. "Kalau dipalsukan brand-nya, dicat dengan warna sama, orang pakai taksi palsu begitu ya jangan menyalahkan taksi yang dipalsukan. Masyarakat kami dorong untuk berani memesan taksi dengan telepon, jangan asal main panggil taksi," ucap dia. Sebagai informasi, dalam beberapa hari belakangan, terjadi dua kali aksi perampokan di dalam taksi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kedua korbannya sama-sama perempuan. Kejadian pertama terjadi pada RW yang dirampok pada Jumat (28/11) malam di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Sedangkan aksi kedua menimpa seorang karyawati berinisial RP yang terjadi pada Senin (1/12) sekitar pukul 19.30 WIB di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), masih di Jakarta Selatan. Persamaan dari dua kejadian itu, yakni taksi yang ditumpangi kedua korban sama-sama berwarna putih dan dari perusahaan taksi yang sama. Tidak hanya itu, modus perampokan yang dilakukan para pelaku atas dua kejadian berbeda ini juga sama. Pelaku sudah bersembunyi di dalam bagasi mobil taksi, lalu muncul dari balik jok belakang penumpang, kemudian mengancam korban, dan mengambil harta benda. Pelaku juga menguras isi ATM milik korban. (Kurnia Sari Aziza) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ahok: Semua taksi sudah kami paksa pakai GPS
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama menolak dinas perhubungan DKI dikatakan lalai dalam pengawasan operasional taksi di Ibu Kota. Meski marak terjadi perampokan di taksi, Basuki mengatakan hal itu merupakan tugas kepolisian, bukanlah Dishub DKI. Lagipula, lanjut dia, Dishub DKI telah mengontrol taksi yang ada di Jakarta. "Kami sudah melakukan perbaikan (sistem), semua taksi sudah kami paksa pakai GPS (global positioning system). Artinya kalau kita naik taksi resmi, kita bisa kontrol," kata Basuki, di Balaikota, Kamis (4/12). Seluruh taksi resmi dan terdaftar di dishub DKI, lanjut Basuki, telah mengikuti prosedur yang ada. Yakni dengan pemasangan GPS di kendaraan, pemasangan kontak perusahaan taksi, nomor taksi, dan lainnya. Oleh karena itu, ia mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan taksi. Warga lebih baik memesan taksi dengan menelepon terlebih dahulu daripada sekadar memanggil taksi di jalan raya. "Jangan main cegat-cegat (taksi) di jalan. Kalau Anda main panggil-panggil taksi di jalan, bahaya, tidak bisa bedakan mana taksi asli dan palsu. Nanti kalau sistem ERP (electronic road pricing) sudah jalan, kami bisa deteksi pelat nomor palsu," kata Basuki. "Kalau dipalsukan brand-nya, dicat dengan warna sama, orang pakai taksi palsu begitu ya jangan menyalahkan taksi yang dipalsukan. Masyarakat kami dorong untuk berani memesan taksi dengan telepon, jangan asal main panggil taksi," ucap dia. Sebagai informasi, dalam beberapa hari belakangan, terjadi dua kali aksi perampokan di dalam taksi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Kedua korbannya sama-sama perempuan. Kejadian pertama terjadi pada RW yang dirampok pada Jumat (28/11) malam di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Sedangkan aksi kedua menimpa seorang karyawati berinisial RP yang terjadi pada Senin (1/12) sekitar pukul 19.30 WIB di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), masih di Jakarta Selatan. Persamaan dari dua kejadian itu, yakni taksi yang ditumpangi kedua korban sama-sama berwarna putih dan dari perusahaan taksi yang sama. Tidak hanya itu, modus perampokan yang dilakukan para pelaku atas dua kejadian berbeda ini juga sama. Pelaku sudah bersembunyi di dalam bagasi mobil taksi, lalu muncul dari balik jok belakang penumpang, kemudian mengancam korban, dan mengambil harta benda. Pelaku juga menguras isi ATM milik korban. (Kurnia Sari Aziza) Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News