Ahok tertawa saat dituding bayar lembaga survei



JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama tertawa mendengar tudingan Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana yang menyebutkan bahwa ia membayar beberapa lembaga survei.

Hal itu diungkapkan Basuki seusai mengantar Presiden Joko Widodo memeriksakan gigi, di Balai Kota, Jumat (13/3) petang.

"Alhamdulillah kalau Gubernur bisa pesan (survei) begitu banyak. He-he-he, iya dong," kata Basuki.


Kebanggaan Basuki semakin bertambah ketika Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) DPRD DKI Jakarta Maman Firmansyah menudingnya mengatur tagar #SaveHajiLulung di Twitter. Tagar yang sebagian besar berisi kicauan satire ini sempat merajai trending topic Worldwide, Indonesia, dan Jakarta.

"Pantesan Fraksi PPP juga bilang, yang tagar #SaveHajiLulung juga pesanan Ahok (Basuki). Hebat dong Ahok bisa atur tren dunia, top dong Ahok," kata Basuki.

Sebelumnya Lulung meminta Basuki untuk tidak mencoba memengaruhi masyarakat melalui hasil survei pesanannya. Menurut Lulung, ketimbang membayar lembaga survei, lebih baik Ahok fokus menyelesaikan polemik RAPBD 2015.

"Saya bilang ke Ahok, berhenti pencitraan, selesaikan APBD. Jangan pakai survei-survei. Jangan memengaruhi rakyat," ujar Lulung.

Adapun hasil survei Lingkar Survei Indonesia (LSI) dan Cyrus Network menyebutkan, publik masih percaya Basuki dibanding DPRD. Cyrus Network memperlihatkan sebanyak 54,8 persen warga DKI Jakarta merasa tidak terwakili oleh DPRD. Alasannya ialah karena selama ini warga menaruh curiga terhadap para anggota lembaga wakil rakyat itu.

Hasil survei juga menyatakan bahwa Basuki memiliki tingkat popularitas sebesar 95 persen, dengan tingkat kesukaan 66,6 persen. Survei yang dilakukan dengan metode multistage random sampling ini dilaksanakan pada 2-7 Maret 2015. Jumlah responden ialah 1.000 orang dewasa di wilayah DKI Jakarta dengan tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan margin of error lebih kurang 3,1 persen. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie