JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik tudingan anggota DPD RI asal DKI Jakarta, Dani Anwar, terkait adanya dendam dalam penertiban pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Saya kira itu terlalu tidak beralasan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (21/8/2013). Basuki kemudian menjelaskan bahwa saat ini Pemprov DKI juga melakukan penataan parkir liar di Hayam Wuruk dan menentang keinginan warga Fatmawati untuk membuat MRT bawah tanah di kawasan mereka. Warga Hayam Wuruk dan Fatmawati merupakan pendukung dan pendulang suara Jokowi-Basuki saat bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2012. Apabila teori yang diungkapkan Dani Anwar benar, bahwa penertiban PKL Tanah Abang berbau dendam karena perolehan suara Jokowi-Basuki di Tanah Abang jeblok, mereka akan menuruti keinginan warga Hayam Wuruk dan Fatmawati. Namun, pada kenyataannya tidak begitu. "Jadi, tuduhan seperti itu saya kira enggak kena gitu loh. Mungkin saja ya, saya tidak tahu secara psikologi mesti tanya psikolog, biasanya orang yang punya hati seperti itu suka menuduh orang lain seperti itu," kata Basuki. Pria yang akrab disapa Ahok itu justru berpikir apabila Dani terpilih menjadi pemimpin Ibu Kota, maka ia akan melakukan hal yang ada di dalam pikirannya, yakni dengan menertibkan kawasan yang bukan ladang suara kemenangannya. Namun, sekali lagi ia menegaskan, upaya penataan kawasan Pasar Tanah Abang semata-mata demi menegakkan peraturan di Jakarta. Sebelumnya, Dani yang juga mantan Cawagub DKI di Pilkada DKI 2007 itu menduga penertiban PKL Pasar Tanah Abangdidasari oleh kekalahan Jokowi pada pemilihan daerah di Tanah Abang. Menurut Dani, perolehan suara Jokowi di Tanah Abang pada Pemilihan Kepala Daerah DKI tahun 2012 kalah dibandingkan dengan Fauzi Bowo. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Ahok: Tudingan dendam di Tanah Abang tak beralasan
JAKARTA. Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik tudingan anggota DPD RI asal DKI Jakarta, Dani Anwar, terkait adanya dendam dalam penertiban pedagang kaki lima (PKL) Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. "Saya kira itu terlalu tidak beralasan," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (21/8/2013). Basuki kemudian menjelaskan bahwa saat ini Pemprov DKI juga melakukan penataan parkir liar di Hayam Wuruk dan menentang keinginan warga Fatmawati untuk membuat MRT bawah tanah di kawasan mereka. Warga Hayam Wuruk dan Fatmawati merupakan pendukung dan pendulang suara Jokowi-Basuki saat bertarung di Pilkada DKI Jakarta 2012. Apabila teori yang diungkapkan Dani Anwar benar, bahwa penertiban PKL Tanah Abang berbau dendam karena perolehan suara Jokowi-Basuki di Tanah Abang jeblok, mereka akan menuruti keinginan warga Hayam Wuruk dan Fatmawati. Namun, pada kenyataannya tidak begitu. "Jadi, tuduhan seperti itu saya kira enggak kena gitu loh. Mungkin saja ya, saya tidak tahu secara psikologi mesti tanya psikolog, biasanya orang yang punya hati seperti itu suka menuduh orang lain seperti itu," kata Basuki. Pria yang akrab disapa Ahok itu justru berpikir apabila Dani terpilih menjadi pemimpin Ibu Kota, maka ia akan melakukan hal yang ada di dalam pikirannya, yakni dengan menertibkan kawasan yang bukan ladang suara kemenangannya. Namun, sekali lagi ia menegaskan, upaya penataan kawasan Pasar Tanah Abang semata-mata demi menegakkan peraturan di Jakarta. Sebelumnya, Dani yang juga mantan Cawagub DKI di Pilkada DKI 2007 itu menduga penertiban PKL Pasar Tanah Abangdidasari oleh kekalahan Jokowi pada pemilihan daerah di Tanah Abang. Menurut Dani, perolehan suara Jokowi di Tanah Abang pada Pemilihan Kepala Daerah DKI tahun 2012 kalah dibandingkan dengan Fauzi Bowo. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News