Ahok ungkap kebobrokan masa lalu PD Pasar Jaya



JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengungkap kebobrokan PD Pasar Jaya yang tak bisa membuat pasar-pasar di Jakarta menjadi maju. Menurut dia, PD Pasar Jaya masa lalu menerapkan sistem sewa kios langsung Rp 20 tahun di muka.

Kebobrokan itulah yang membuat pasar-pasar milik PD Pasar Jaya sulit berkembang dan memiliki keterkaitan dengan banyaknya pedagang kaki lima (PKL) yang enggan berdagang di pasar milik PD Pasar Jaya.

"Sewa di Pasar Jaya sebenarnya Rp 500 per hari. Mungkin karena untungnya kecil, jadi kerja sama sama swasta bayar 20 tahun di muka," kata Ahok saat meresmikan kantor pusat PD Pasar Jaya di Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/8).


Ahok mengatakan, kewajiban membayar sewa 20 tahun di muka ini yang membuat PKL ataupun pedagang tradisional lainnya tak mampu untuk membayar sewa. Akibatnya, mereka tetap berjualan di trotoar.

Menurut Ahok, ketidakmampuan para pedagang ini justru dimanfaatkan para direksi untuk mengeruk keuntungan pribadi.

"Makanya oknum direksi Pasar Jaya kaya raya. Saya belum pernah lihat mantan direksi sama manajer Pasar Jaya yang miskin. Kalau enggak, sudah lama Jakarta beres," ujar Ahok.

Ahok mengatakan, situasi diperparah dengan adanya pejabat yang menguasai sampai 10 unit kios. Penguasaan dilakukan dengan mengatasnamakan kios dengan nama orang lain.

Menurut Ahok, para pejabat yang menguasai kios tidak punya kesadaran untuk meningkatkan kenyamanan pengunjung. Karena begitu dagangan di kios yang disewakannya tidak laku, maka kios digunakan sebagai gudang.

"Kalau dalam satu lantai ada banyak yang jadi gudang, ada enggak yang mau belanja. Enggak mau," kata Ahok.

Ahok menyatakan, situasi itulah yang membuatnya selalu menugaskan direksi PD Pasar Jaya yang baru dilantik untuk melakukan pembenahan internal. Namun, permintaan itu rupanya tidak bisa direalisasikan dengan mulus.

Penyebabnya, kata Ahok, banyak manajer di Pasar Jaya adalah mantan preman. Situasi itu yang membuat direksi enggan mengambil tindakan.

Menurut Ahok, kondisi itu yang kemudian membuatnya sadar harus memilih orang yang berani secara nyali untuk memimpin PD Pasar Jaya. Orang itu adalah Dirut PD Pasar Jaya yang ada saat ini, Arief Nasrudin.

"Enggak perlu terlalu pintar. Gubernur juga enggak pintar. Yang penting otot bagus. Otot nyali, otot tangan supaya siap untuk berantem. Yang nantang pecat-pecatin aja."

"Katanya banyak mantan preman jadi manajer di Padar Jaya. Tapi kalau masih satu lawan satu, ayo kalau mau duel sama saya," kata Ahok. (Alsadad Rudi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia