JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram mengetahui adanya anggaran "siluman" yang muncul dalam rancangan anggaran pendapatan belanja daerah (RAPBD) DKI 2015. Basuki pun menjelaskan, seharusnya RAPBD sudah segera disahkan menjadi APBD pada 23 Januari 2014 mendatang. Namun karena adanya temuan anggaran "siluman" itu, Basuki tak mempermasalahkan waktu pengesahan APBD DKI. "Kami (DKI) sudah selesai menyusun RAPBD. Tiba-tiba enggak tahu darimana, ada yang kirim surat kepada kami bilang ada program titipan dari DPRD, program anggaran visi misi dan harus diisi. Tapi DPRD juga tidak ada yang mengaku," kata Basuki di Gedung Smesco, Jakarta, Minggu (18/1). Anggaran visi dan misi itu, lanjut Basuki, dimasukkan ke pos anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI. Hanya saja, Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati tidak bisa lagi memasukkan anggaran senilai Rp 8,8 triliun itu karena sudah tersistem dalam e-budgeting.
Ahok ungkap kronologi anggaran siluman di APBD DKI
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama geram mengetahui adanya anggaran "siluman" yang muncul dalam rancangan anggaran pendapatan belanja daerah (RAPBD) DKI 2015. Basuki pun menjelaskan, seharusnya RAPBD sudah segera disahkan menjadi APBD pada 23 Januari 2014 mendatang. Namun karena adanya temuan anggaran "siluman" itu, Basuki tak mempermasalahkan waktu pengesahan APBD DKI. "Kami (DKI) sudah selesai menyusun RAPBD. Tiba-tiba enggak tahu darimana, ada yang kirim surat kepada kami bilang ada program titipan dari DPRD, program anggaran visi misi dan harus diisi. Tapi DPRD juga tidak ada yang mengaku," kata Basuki di Gedung Smesco, Jakarta, Minggu (18/1). Anggaran visi dan misi itu, lanjut Basuki, dimasukkan ke pos anggaran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI. Hanya saja, Kepala Bappeda DKI Tuty Kusumawati tidak bisa lagi memasukkan anggaran senilai Rp 8,8 triliun itu karena sudah tersistem dalam e-budgeting.