KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menaksir kebutuhan anggaran untuk perbaikan infrastruktur pascabencana di Sumatra-Aceh mencapai lebih dari Rp 50 triliun. "Saya baru saja kemarin berkomunikasi dengan Menteri Pekerjaan Umum. Kalkulasi awalnya membutuhkan anggaran Rp 50 triliun. Kalkulasi awal ya, ini tentu tidak bisa saya katakan definitif karena masih terus berkembang," ujar AHY di Jakarta, Selasa (9/12/2025). AHY menjelaskan, angka perkiraan tersebut merupakan hitungan untuk tahap percepatan rehabilitasi dan rekonstruksi. Menurutnya, tahapan ini akan di mulai setelah masa tanggap darurat bencana selesai, yang saat ini diperpanjang 14 hari lagi.
Baca Juga: Duh, Kesepakatan Dagang Indonesia-AS Berisiko Gagal, Gara-Gara Soal Ini Ia menekankan pentingnya menghitung kebutuhan anggaran perbaikan ini sejak dini. Pasalnya, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun kembali infrastruktur yang rusak akibat banjir, longsor, dan bencana alam lainnya, tidak sedikit. "Di sinilah akan membutuhkan anggaran yang juga tidak sedikit. Jadi tentunya sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, kami semua disuruh menghitung, disuruh mempersiapkan dengan baik," tegasnya. Meski Presiden Prabowo juga telah menginstruksikan agar seluruh jajaran segera mengeksekusi rencana perbaikan di lapangan, namun, AHY mengingatkan bahwa kecepatan tidak boleh mengorbankan kualitas. "Tidak boleh ada hal-hal yang tidak kita lakukan secara cepat tapi juga tidak boleh gerasa-gerusuh (terburu-buru) karena membangun kembali juga bukan berarti yang penting cepat, tapi juga harus kualitasnya bagus," katanya. Lebih lanjut, AHY menargetkan, infrastruktur yang dibangun kembali harus dirancang agar lebih tangguh dan tidak rentan terhadap bencana di masa mendatang. Hal ini menjadi kunci dalam mengurangi dampak kerugian di kemudian hari. Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto menyatakan kebutuhan anggaran untuk perbaikan rumah hingga fasilitas umum yang rusak akibat banjir di Aceh dan Sumatra mencapai Rp 51,82 triliun.
Baca Juga: ADB Setujui Pinjaman US$ 500 Juta untuk Perkuat Pendidikan dan Kesehatan Indonesia "Kami laporkan ini secara nasional Bapak Presiden, dari Kementerian PU total di 3 provinsi, estimasi yang diperlukan dana adalah 51,82 triliun bapak," katanya beberapa waktu lalu. Suharyanto mengatakan, khusus di Aceh anggaran yang diperlukan untuk perbaikan rumah hingga lahan persawahan yang rusak akibat banjir mencapai Rp 25,41 triliun. Data BNBP menyebutkan saat ini ada 37.546 rumah yang rusak baik kategori sedang hingga berat karena tersapu banjir. "Kami berkoordinasi dengan Kementerian PU, tadi dari Bapak Menteri PU khusus untuk Aceh saja, pemulihan sampai dengan kembali pada kondisi semula membutuhkan anggaran Rp 25,41 triliun," ujar Suharyanto. Lebih lanjut, untuk perbaikan kerusakan akibat banjir di Sumatra Utara dibutuhkan anggaran mencapai Rp 12,88 triliun. Sementara rehabilitasi untuk Sumatra Barat dibutuhkan anggaran Rp 13,52 triliun.
"Namun begitu Sumatra Barat ini kondisinya sudah lebih baik, tapi ada dua kabupaten yang perlu penanganan khusus pak," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News