JAKARTA. Tahun ini, AIA Financial naga-naganya masih mengandalkan produk unitlink untuk mengerek pendapatan. Buktinya, mereka meluncurkan produk terbaru AIA Family First Protection (AFPP). Menurut Carl Gustini, Presiden Direktur AIA Financial, produk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan adanya kesenjangan proteksi asuransi dengan kebutuhan di Indonesia. Survei AIA Financial di 10 kota besar di Indonesia tahun lalu menunjukkan, kesenjangan proteksi di tanah air sebesar Rp 106 juta atau 77% dari perkiraan total risiko. Artinya, jika rata-rata penghasilan keluarga tak sampai Rp 5 juta-Rp 6 juta per bulan, maka mereka harus mencari bantuan financial 20 kali dari penghasilan apabila mengalami musibah. "Produk ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia," promosi Gustini di peluncuran produk ini, Rabu (22/2). Ade Bungsu, Chief Marketing Officer AIA Financial menyatakan, produk ini yang pertama kali diluncurkan di tahun 2012. Dengan harga premi terendah produk ini Rp 2,4 juta per tahun. Menurut Ade harga tersebut bisa menjangkau kalangan kelas menengah di Indonesia. Apalagi AFPP diklaim dapat memisahkan antara investasi dengan proteksi. Pemegang polis berhak menentukan seberapa banyak yang mereka investasikan dan untuk proteksi. "Dengan begitu meski investasi kena gejolak pasar, proteksi tidak terpengaruh," ujar Ade Bungsu. Sayang dia tidak menyebutkan target kontribusi dari produk ini serta perolehan tahun lalu. Ade hanya mengatakan, jalur pendistribusian memakai jasa keagenan. AIA Financial saat ini memiliki sekitar 10.000 agen.
AIA tambah produk unitlink
JAKARTA. Tahun ini, AIA Financial naga-naganya masih mengandalkan produk unitlink untuk mengerek pendapatan. Buktinya, mereka meluncurkan produk terbaru AIA Family First Protection (AFPP). Menurut Carl Gustini, Presiden Direktur AIA Financial, produk ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan adanya kesenjangan proteksi asuransi dengan kebutuhan di Indonesia. Survei AIA Financial di 10 kota besar di Indonesia tahun lalu menunjukkan, kesenjangan proteksi di tanah air sebesar Rp 106 juta atau 77% dari perkiraan total risiko. Artinya, jika rata-rata penghasilan keluarga tak sampai Rp 5 juta-Rp 6 juta per bulan, maka mereka harus mencari bantuan financial 20 kali dari penghasilan apabila mengalami musibah. "Produk ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia," promosi Gustini di peluncuran produk ini, Rabu (22/2). Ade Bungsu, Chief Marketing Officer AIA Financial menyatakan, produk ini yang pertama kali diluncurkan di tahun 2012. Dengan harga premi terendah produk ini Rp 2,4 juta per tahun. Menurut Ade harga tersebut bisa menjangkau kalangan kelas menengah di Indonesia. Apalagi AFPP diklaim dapat memisahkan antara investasi dengan proteksi. Pemegang polis berhak menentukan seberapa banyak yang mereka investasikan dan untuk proteksi. "Dengan begitu meski investasi kena gejolak pasar, proteksi tidak terpengaruh," ujar Ade Bungsu. Sayang dia tidak menyebutkan target kontribusi dari produk ini serta perolehan tahun lalu. Ade hanya mengatakan, jalur pendistribusian memakai jasa keagenan. AIA Financial saat ini memiliki sekitar 10.000 agen.