AIG Indonesia masih merugi



JAKARTA. Duh, PT AIG Insurance Indonesia masih merugi. Setelah mengalami rugi hingga Rp 39,6 miliar pada akhir tahun lalu, perusahaan asuransi kerugian yang berbasis di Amerika Serikat tersebut kembali merugi Rp 14,6 miliar pada kuartal kedua tahun ini. Kerugian disinyalir lantaran perseroan tengah melakukan sejumlah investasi.

Padahal, mengacu pada laporan keuangan perseroan, premi brutonya tercatat masih bertumbuh dari Rp 580,372 miliar pada tahun 2012 lalu menjadi Rp 663,372 miliar pada akhir tahun lalu. Perseroan masih mengincar premi bruto 60 juta dollar AS hingga akhir tahun nanti atau pertumbuhan sekitar 15%.

Selain pertumbuhan premi bruto, AIG Indonesia juga masih mengantongi kenaikan hasil underwriting. Hasil underwriting perseroan tercatat meningkat dari Rp 148,8 miliar pada tahun 2012 lalu menjadi Rp 176,0 miliar pada akhir tahun lalu. Pada separuh pertama tahun ini, hasil underwriting-nya mencapai Rp 79 miliar.


“Kami sedang berinvestasi di bidang teknologi, sistem operasi, termasuk juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, terutama tenaga pemasar. Ini sebagai bagian dari strategi kami untuk membuat kapasitas bisnis AIG Indonesia menjadi dua kali lebih besar pada tahun 2020 mendatang,” tutur Jon-Paul Jones, Direktur Utama AIG Indonesia, Rabu (10/9).

Sayangnya, Jones tidak bersedia merinci secara detil biaya investasi yang disiapkannya. Menurut dia, investasi tersebut sudah dilakukan perseroan beberapa tahun terakhir ini. Investasi tidak hanya dalam bidang teknologi dan sistem operasi, tetapi juga untuk layanan pelanggan dalam penyelesaian klaim yang cepat.

Sekadar informasi saja, sampai saat ini, AIG Indonesia telah beroperasi di tujuh kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bali, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Medan dan Bandung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia