AIG Selamat, Bursa Pun Menguat



JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali mengalami penguatan. Indeks menguat seiring dengan penguatan beberapa indeks regional lainnya. Pada penutupan perdagangan Rabu kemarin (17/9), indeks ditutup pada posisi 1.769,89 atau menguat sebesar 1,97% dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Beberapa indeks regional yang menguat antara lain adalah Kospi naik 2,54%, Nikkei menguat 1,21%, sementara Seoul kokoh menanjak sebesar 2,7%. Tapi tidak semua bursa regional hijau royo-royo. Bursa Hang Seng masih tertekan dengan mengalami penurunan cukup tinggi yaitu sebesar 3,63%. Bursa Shanghai pun masih harus menerima kenyataan saat anjlok 2,9%.

Para analis saham yang dihubungi KONTAN, sejatinya masih belum melihat adanya pembalikan arah pergerakan saham dari trend bearish ke bullish. "Saat ini saya belum melihat tanda-tanda bursa akan bullish" ujar Asti Dwiyandani, Analis dari BNI Securities.


Asti mengatakan, investor saat ini masih shock terhadap kebangkrutan yang melanda Lehman Brothers. Namun secara fundamental, Indonesia menurutnya tidak berada dalam posisi yang mengkhawatirkan. Sentimen negatif lah yang cenderung aktif menyeret indeks seperti saat ini.

Nasib baik masih menyelimuti perusahaan asuransi terbesar di Amerika Serikat (AS), yaitu American International Group (AIG). Perusahaan asuransi itu telah mendapatkan kepastian mendapatkan kucuran dana segar dari bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed).

Di pasar, penyelamatan AIG menjadi angin segar. Setidaknya kekhawatiran para investor akan tutupnya perusahaan asuransi ini tidak menjadi kenyataan. Bila harus ditutup, tidak terbayangkan bagaimana dampaknya terhadap para nasabah mereka yang ada di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Ekonom dari Standard Chartered Bank, Fauzi Ikhsan memandang positif langkah The Fed. Menurutnya, ada upaya dari pemerintah AS untuk tidak membiarkan perusahaannya hancur.  "Investor Indonesia akan lebih tenang dan hal ini memicu pasar lebih stabil" ujar Fauzi.

Senada dengan Asti, Fauzi pun melihat indeks masih dalam tren penurunan. Namun ia tidak berani mengatakan apakah penurunan ini sudah sampai dasarnya. Tapi menurutnya tidak ada masalah dengan fundamental ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Test Test